Gereja dan Masjid Sarawak 50 Tahun Akur Berbagi Lahan Parkir
MIRI, SATUHARAPAN.COM - Umat Kristen dan Muslim di gereja dan masjid yang bangunannya berdampingan di Lutong, Miri City, Sarawak, mendapat pujian karena ikatan istimewa yang terjadi di antara mereka.
Wakil Presiden Sarawak United People's Party (SUPP), Datuk Lee Kim Shin, memuji langkah terbaru gereja dan masjid itu untuk bersama-sama memperbaiki tempat parkir mereka melalui kerja sama saling menguntungkan.
Lee mengatakan, pemerintah ingin mempromosikan Gereja Anglikan Gembala yang Baik Lutong dan Masjid An Naim, yang gedungnya hanya berjarak kurang dari 100 meter satu sama lain, sebagai tempat untuk diskusi dan konferensi tentang persatuan dan keharmonisan ras dan agama. Lee mengatakan itu saat secara simbolis menyatakan dimulainya perbaikan tempat parkir tersebut pada hari Kamis (5/5).
Ia menambahkan, acara ini mencerminkan ikatan multiras yang sangat khusus antara orang-orang dari semua agama di Sarawak.
Selama ini, pada hari Jumat, gereja membuka pintu untuk memungkinkan umat Islam memarkir kendaraan mereka selama waktu salat.
Sebaliknya, pada hari Minggu, masjid membuka pintu untuk memungkinkan gereja menggunakan tempat parkir mereka.
Pada acara-acara khusus seperti Natal dan acara buka puasa, Muslim dan Kristen datang untuk berkumpul bersama.
Lee mengatakan pemerintah negara bagian senang melihat persatuan ras dan agama seperti yang ada di Miri.
"Ini tidak sama di setiap negara bagian. Di mana lagi Anda dapat menemukan gereja, masjid dan kuil-kuil berbagi fasilitas satu sama lain, dan berbagi makanan dan persekutuan seperti keluarga?
"Kita harus melestarikan ini sebagai harta yang unik.
"Mampu menikmati penerimaan agama dan ras secara tulus tak ternilai harganya," katanya.
Pendeta Donald mengatakan masjid dan gereja telah berbagi tempat parkir selama 50 tahun terakhir.
"Hal ini telah menjadi cara hidup bagi kami untuk berbagi tempat parkir dan bersama dalam pertemuan-pertemuan. Bagi kami umat Muslim dan Kristen adalah satu keluarga besar," katanya.
Pendeta Donald mengatakan adalah wajar warga masjid dan gereja membantu satu sama lain.
Ketua panitia masjid Ithnaini Bohari mengatakan bukan hal tidak biasa bagi umat Islam di sini untuk berbagi fasilitas apapun dan kesempatan dengan orang-orang Kristen dan Tionghoa.
"Hal ini sangat alami bagi kami, bahwa itu adalah bagian dari cara kami hidup sehari-hari," kata dia.
Lee mengatakan semangat moderasi di Sarawak akan dipertahankan dan pemerintah negara bagian di bawah Ketua Menteri Tan Sri Adenan Satem akan mengerahkan segala upaya untuk mencegah masuknya unsur-unsur ekstremisme.
"Saya mengusulkan bahwa masjid dan gereja digunakan sebagai tempat untuk seminar tentang pemahaman antar-ras dan antar-agama," katanya.
Lee mengatakan ia akan bertemu dengan Menteri Dalam Negeri dan Wakil Perdana Menteri Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi untuk membahas gagasan itu.
Editor : Eben E. Siadari
GKI Sinwil Jabar Harapkan Pilkada Asyik dan Penting
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Gereja Kristen Indonesia (GKI) Sinode Wilayah Jawa Barat berkomitmen mewu...