Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Francisca Christy Rosana 17:40 WIB | Rabu, 29 April 2015

Goenawan Mohamad: Saya Bersyukur Ahok Warisi Ali Sadikin

Goenawan Mohamad saat jumpa pers Pencanangan Pendidikan dan Komunitas Musik, Teater, Film Kota Tua di Gedung Roa, Jalan Malaka, Rabu (29/4). (Foto: Francisca Christy Rosana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sastrawan Indonesia Goenawan Mohamad mensyukuri kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membangun fasilitas pendidikan dan komunitas untuk film, musik, serta teater di Kota Tua, Jakarta Barat.

Menurut Goenawan, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, telah mewarisi yang telah menjadi gagasan Gubernur DKI pada periode 1966 – 1977 itu, ihwal pengembangan seni dan budaya sebagai salah satu pilar peradaban.

“Saya bersyukur Gubernur DKI yang sekarang, Ahok, menurunkan apa yang menjadi gagasan gubernur paling hebat di Jakarta sepanjang masa, Ali Sadikin. Ali Sadikin bukan orang yang mengerti kesenian, tapi beliau berusaha mengembangkan seni di Jakarta,” ujar Goenawan di Gedung Roa, Jalan Malaka, Jakarta Barat.

Dikembangkannya Kota Tua menjadi area seni dan budaya menurut pendiri Institut Studi Arus Informasi (ISAI) telah menghidupkan kembali wilayah itu sebagai pembelajar kehidupan artistik.

Gedung-gedung tua di area Kota Tua memang menyimpan nilai historis yang tinggi. Selain dapat menonton pertunjukan seni, masyarakat juga bisa belajar dan menghayati dinding-dinding diam penyimpan kisah perjalanan kota yang dulunya bernama Batavia ini.

“Aset yang ditinggalkan bangsa Belanda ini dapat menjadi ruang bagi kita untuk belajar hal-hal yang berkaitan dengan konstruksi dan estetika gedung,” ucap Goenawan.

Kendati demikian, sastrawan kelahiran Batang, 29 Juli 1941 itu juga berharap Pemprov DKI sungguh-sungguh mengerjakan revitalisasi dan restorasi, tak sekadar pembangunan fisik. Baginya, pembangunan fisik hanya sebagian kecil dari pembangunan keseluruhan. Hal terpenting dari pembangunan ialah mengisi gedung-gedung kosong itu dengan kehidupan kesenian.

“Hal lain, pementasan yang bagus memerlukan waktu berbulan-bulan untuk melatih diri dan diperlukan dedikasi yang luar biasa. Latihan  ini memerlukan biaya. Fasilitas baik, tapi yang penting pemeliharaan pengisi yang menjadi lebih baik,” kata Goenawan.

Goenawan merekomendasikan Pemprov DKI merancang rencana kerja, melakukan pemilihan pementasan, dan merencanakan besaran anggaran dengan matang.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan PT Pembangunan Kota Tua Jakarta (JOTR) merencanakan membangun fasilitas pendidikan dan komunitas untuk film, musik, serta teater di Kota Tua, Jakarta Barat.

Pembaruan Kota Tua menjadi restorasi kebudayaan yang berlokasi di Jalan Malaka Nomor 7-9, Jakarta Barat ini, merupakan instruksi dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok beberapa bulan silam.

Gedung akan menjadi pusat pendidikan eksternal dan pembentukan komunitas film, musik, dan teater di Kota Tua.

Pemprov menyewa gedung bersejarah ini dari PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) selama 20 tahun dan sewa gedung akan dihibahkan kepada yayasan yang menaungi Institut Kesenian Jakarta yang dipimpin Slamet Rahardjo Djarot.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home