Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 08:25 WIB | Rabu, 18 Mei 2016

Golkar Tak Akan Maju Kalau Dikuasai Kekuatan Pemilik Modal

Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto. (Dok.satuharapan.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago menilai Partai Golkar tidak akan maju kalau hanya dikuasai kekuatan pemilik modal tanpa sosok calon aktifis ideologis.

“Partai Golkar dinahkodai oleh Ketua Umum baru Setya Novanto atau Setnov, mustahil dan sulit Golkar maju dan menjadi partai yang modern, mengingat rekam jejak Setnov yang menuai masalah," kata Pangi di Jakarta, Rabu (18/5).

Menurut Pangi Partai Golkar akan maju dan menjadi partai modern aktifis ideologis kalau diwakili Ade Komarudi atau Akom yang juga alumni HMI. Jam terbang Akom cukup mumpuni di organisasi sayap golkar (onderbouw) seperti Soksi, Kosgoro, MKGR, AMPG, AMPI.

“Opini publik yang akan dibangun (positioning) adalah Partai Golkar hanya akan maju dan menjadi partai modern apabila dinahkodai oleh aktifis ideologis," kata dia.

Sementara itu bahwa sekarang, kata Pangi  kekuatan Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan menguat di Istana karena Setnov menjadi Ketua Umum, sementara jagoan Wakil Presiden Jusuf Kalla kalah, artinya sekarang pemenangnya adalah Luhut Binsar Panjaitan.

“Luhut Kekuasaan Penjaga Pintu Istana Partai Golkar (Gate Keepers)," kata dia.

Selain itu, kata Pangi dengan terpilihnya Setnov disebabkan Caketum Golkar yang sangat dekat dan kerabat Aburizal Bakrie atau ARB dalam jaringan bisnis dan koorporasi.

“Terpilihnya Setnov karena  lobi - lobi politik ARB kepada Akom, kalau tidak jabatan ketua DPR Ade  jadi pertaruhannya, kalau Akom  tidak mundur, pertaruhan jabatan ketua DPR. Saya kira sudah ada deal politik. Akom mundur pada putaran kedua, dengan syarat jabatan ketua DPR tidak diganggu oleh Setnov," kata dia.

Pangi bertanya-tanya mengapa Setnov terpilih? Tangan Luhut bermain dalam pertarungan ini. Menggapa Luhut mengumpulkan DPD? Belakangan ini Istana tidak suka dengan Akom, sebab di balik Akom ada kekuatan Jusuf Kalla.

"Akom sangat dekat denga Jusuf Kalla. Kalau Jusuf Kalla mengendalikan Golkar maka kekuatan Jusuf Kalla makin menguat dan bukan tidak mungkin menjadi the real presiden yang menyalip kekuatan politik Jokowi Widodo. Ada dua matahari kembar. Ya tidak mungkin Jokowi bunuh diri. Itu menggapa Luhut tanpa ragu sedikit pun mengklaim bahwa Setnov sudah mendapat restu Istana," kata dia.

"Itu juga kemudian menggapa Luhut menyerang Akom bahwa Istana tidak suka ketua umum Golkar sekaligus rangkap jabatan ketua DPR. Luhut pasang badan mengklaim bahwa Istana memberi sinyal  mendukung Setnov," dia menambahkan.

Dengan demikian, kata Pangi Jagoan Jusuf Kalla kalah yakni Akom.  Luhut sekarang berkuasa penuh dan memegang kartu Golkar di Istana, arah Golkar juga bisa ditentukan. Luhut semakin punya bergaining position. Luhut Berbahagia. Gate Keepers Istana adalah Luhut.

"Jusuf Kalla gagal mengendalikan Golkar. ARB juga tidak bakal ridho kalau Golkar dikendalikan Akom sebagai boneka Jusuf Kalla," kata dia.

Selain itu, lanjut Pangi Akom sudah matang berpolitik, penciuman politiknya cukup tajam, kalkulasi politik sudah di hitung- hitung oleh Akom, kalau dipaksakan? Akom bunuh diri dalam berpolitik.

Misalnya, kata Pangi Setnov menang tipis pada putaran kedua. Akom bisa habis karir politiknya oleh Setnov.

"Pada akhirnya ia memutuskan mundur. Kalau dipaksakan, jabatan ketua DPR Akom dipertaruhkan. Artinya bukan tidak mungkin ada deal deal politik antara Akom dengan Setnov. Misalnya saya (Akom) mundur, namun jabatan ketua DPR saya jangan diganggu. Kalau terjadi pertarungan putaran kedua, lalu Setnov menang tipis. Maka Setnov akan balas dendam. Posisi Akom sebagai ketua DPR digeser," kata dia.

Menurut Pangi mundurnya Akom karena lobi politik ARB,  ia masih punya peran yang sangat menentukan. ARB tidak ridho dipimpin Akom, sebab Akom boneka Jusuf Kalla. ARB tidak bakal mau partai golkar dikendalikan  dan dijadikan kendaraan politik oleh Jusuf Kalla untuk menambah kekuatan politik dan memperluas jaringan bisnis dan koorporasinya Jusuf Kalla.

"Golkar tidak terbiasa melawan kekuasaan. Keahlian Golkar adalah bagaimana mengelola dan membagi kekuasaan. Dari awal saya prediksi bahwa KMP bakal  menggalami patahan di tengah jalan. Keluarnya Golkar dari KMP secara tidak langsung KMP sudah bubar denga sendirinya. Dalam sistem presidensial sulit kita menemukan kekuatan yang  benar benar seimbang. Sama mulianya menjadi the rulling party (partai penguasa) dengan partai oposisi," kata dia.

Namun, kata Pangi jadi oposisi yang teruji itu baru PDIP. Hampir 10 tahun berpuasa politik. Sekarang waktu berbuka kekuasaan bagi PDIP. Kalau Golkar tidak punya penggalaman menjadi partai oposisi.

"Setnov terpilih ketum Golkar, Posisi Akom sebagai ketua DPR akan mati gaya dan mati kutu. Posisi ketua DPR Akom akan digilas dengan mengutak-atik posisi yang berseberangan dengannya yakni Setnov," katanya.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home