Loading...
INSPIRASI
Penulis: Daniel Santoso 05:30 WIB | Rabu, 11 Mei 2016

Hidup Ini untuk Apa?

Arahkanlah segala jerih lelah bukan kepada harta fana yang dapat hilang dalam sekejap.
Gairah hidup (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Ada sekitar setengah lusin pengajar saat itu sedang memanfaatkan waktu istirahat singkat sebelum kembali mengajar.  Sambil duduk mengitari sebuah meja panjang dan makan, kami semua bercakap santai. Tanpa diduga topik pembicaraan mengerucut ke pengalaman menghadapi penyakit kanker.

Seorang ibu guru mengungkapkan bahwa banyak keluarganya yang telah mengalami, termasuk dirinya pernah dioperasi untuk mengatasi penyakit tersebut. Guru lain bercerita bahwa ia telah beberapa kali dioperasi dan saat ini sudah memasuki masa empat tahun bebas kanker. Saya pun jadi tahu bahwa suami dari guru yang duduk diujung meja telah berpulang karena penyakit ini.

Sebagai yang termuda di antara mereka, tak pernah sekalipun terbersit dalam pikiran tentang kemungkinan harus menghadapi penyakit berat seperti kanker. Walaupun ibu saya sendiri juga  pernah menghadapinya. Mendengar semua ini saya berpikir dalam hati: ”Wah, betapa saya harus bersyukur atas kesehatan yang dialami saat ini. Namun, sebaiknya saya mulai bersiap dari sekarang jika seandainya harus bersinggungan dengannya.”

Seorang guru berujar, ”Biaya pengobatan penyakit ini sangat mahal. Segala jerih payah kita bekerja bisa habis untuk membiayainya.” Kalimat ini terngiang dalam benak saya setelah percakapan berakhir dan kami semua harus kembali bertugas. Persiapan seperti apa yang harus dilakukan?

Seandainya saya mempunyai dana tak terbatas, tentu akan berobat sampai tuntas. Jika kemampuan keuangan menghalangi, ini pun bukan akhir dari segalanya. Mengapa demikian? Sesungguhnya, Tuhan berbicara melalui dua keadaan ini. Uang bukanlah jawaban atas segala perkara. Tuhan penentunya. Jika diperlukan, Ia sanggup membuat keajaiban.

Arahkanlah segala jerih lelah bukan kepada harta fana yang dapat hilang dalam sekejap, tetapi kepada Tuhan. Sebagaimana sering dikutip pemimpin nomor satu Jakarta: Mati adalah keuntungan. Sehingga, saat kita hidup, tentulah hidup untuk memuliakan-Nya karena mati merupakan keuntungan.

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home