Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 18:58 WIB | Jumat, 15 Januari 2016

ICRP: Bom di Thamrin Biadab, Pemerintah Harus Terbuka

Ilustrasi: Musdah Mulia (paling kiri) saat menjadi pemateri pada Seminar Nasional dengan mengangkat tema "Kepemimpinan Nasional Baru dan Pemajuan Kebebasan Beragama/Berkeyakinan" di Hotel Akmani Jalan Wahid Hasyim, Jakarta. (Foto: Dok. satuharapan.com/ Elvis Sendouw)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Yayasan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP), Musdah Mulia, menyatakan saat ini masyarakat Indonesia membutuhkan pemerintah yang memiliki sikap terbuka dan  tegas. Bukan hanya dalam mengusut tuntas siapa pelaku bom tersebut, melainkan juga menegakkan hukum seadil-adilnya terhadap mereka agar timbul rasa keadilan dan ketenangan di hati warga.

“Pemerintah juga harus terbuka dan memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat agar tidak timbul praduga dan beragam kecurigaan yang justru memicu konflik baru” kata Musdah Mulia di Jakarta, hari Jumat (15/1) seperti diberitakan situs resmi ICRP Online.

Musdah mengungkapkan berbela sungkawa terhadap semua korban tragedi Sarinah yang terjadi hari Kamis (14/1).  Musdah berdoa, korban mendapat kedamaian, demikian juga keluarga yang ditinggalkan.

Menurut Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, sebuah penyerangan kekerasan seperti  ledakan bom atau berbagai bentuk aksi biadab lainnya mencerminkan adanya frustrasi dan kekecewaan.

“Yakinlah bahwa cara-cara biadab hanya dilakukan oleh mereka yang tidak punya harga diri dan martabat” kata Musdah dengan tegas.

Musdah menegaskan, kelompok pelaku bom Sarinah merupakan kelompok yang frustrasi karena  akibat  ketidakstabilan dalam masyarakat. “Hal itu boleh jadi merupakan akumulasi dari berbagai ketidakadilan yang dilakukan, baik oleh elit pemerintah, elit pengusaha atau elit politik lainnya,” kata dia.

Muslimah penerima penghargaan Yap Tiam Hien Award ini pun menghimbau seluruh warga masyarakat agar menahan diri, tidak panik dan tetap tenang serta bergandeng tangan membangun kekuatan agar para teroris melihat bahwa kita tidak takut melawan terorisme.

“Kondisi damai adalah idaman semua manusia beradab dan itulah yang diperjuangkan ICRP dan hendaknya menjadi perjuangan semua kelompok” kata dia.

Kecaman pada aksi brutal ISIS di Sarinah seolah tak ada hentinya. Di sosial media, hastag #KamiTidakTakut mengudara dan menjadi trending topic di dunia kemarin sebagai bentuk perlawanan teror ISIS. 

Publik mengecam aksi brutal ISIS. Selain PGI, pada hari yang bersamaan Pengurus Pusat (PP)  Muhammadiyah juga mengutarakan kecamannya pada serangan mematikan ISIS di Sarinah, Kamis (14/1).

“(PP Muhammadiyah) Mengutuk keras tindakan dan pelaku pengeboman yang menimbulkan kerusakan dan korban jiwa. Menyampaikan belasungkawa kepada para korban baik yang wafat maupun terluka. Semoga keluarganya diberikan kesabaran,” kata Ketua Umum Pengurus Pusat  Muhammadiyah, Haedar Nashir seperti diberitakan ICRP Online.

Nashir menjelaskan PP Muhammadiyah mendesak agar pihak berwenang untuk mengusut tuntas motif dan pelaku penyerangan. Namun demikian, organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia itu juga mengingatkan agar pihak berwenang tak terburu-buru membuat kesimpulan atas apa yang terjadi.

“Polisi hendaknya tidak mengambil kesimpulan secara terburu-buru dalam menyampaikan informasi mengenai motif dan pelaku pengeboman sebelum memiliki bukti kuat dan dapat dipertanggung jawabkan,” kata  Nashir.

Selain itu, PP Muhammadiyah juga menghimbau agar publik tidak memakan bulat-bulat berita yang beredar begitu saja.

PBNU Siap Garda Terdepan Lawan Terorisme

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyatakan siap menjadi garda terdepan dalam melawan segala bentuk aksi terorisme yang meresahkan seluruh masyarakat. Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj Ketua Umum  PBNU Said Aqil Siroj mengajak warga NU dan seluruh elemen bangsa agar bergandengan tangan bersama melawan terorisme.

“Warga Nahdliyyin bersama bangsa Indonesia semua, lintas agama, lintas etnik, lintas partai politik, mari kita hadapi teroris dengan solid. Kita bergandengan tangan untuk melawan musuh besar, musuh bersama, musuh kemanusiaan, bahkan dunia internasional semua mengutuk teror,” kata  Said di  Gedung PBNU, Jakarta,  hari Kamis (14/1) malam seperti diberitakan situs resmi PBNU, NU Online.

Ia menyatakan, NU akan menyanggupi jika ada kalangan yang mengajak melawan terorisme melalui pendekatan diskusi, berdebat, maupun dialog untuk bersama memberi pengertian bahwa tidak ada satu pun agama yang memperbolehkan kekerasan, apalagi terorisme.

Dalam kesempatan yang sama Sekretaris Jenderal PBNU Helmi Faishal Zaini juga menegaskan, seluruh aparat keamanan mesti siap siaga menanggapi kasus ini. PBNU perlu menekan betul pemerintah untuk memperkuat antisipasi.  (icrp-online.org/nu.or.id).

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home