Loading...
INDONESIA
Penulis: Francisca Christy Rosana 08:45 WIB | Selasa, 11 November 2014

Ini Alasan 11 November Ditetapkan Jadi Hari Ciliwung

Kondisi sungai Ciliwung yang terletak di daerah Kebon Baru, Jakarta Selatan mulai mengering sejak pagi hingga sore akibat kemarau panjang yang terjadi di Jakarta dan wilayah lainnya. (Foto: Dedy Istanto)

BOGOR, SATUHARAPAN.COM – Hari Ciliwung diperingati setiap 11 November, dideklarasikan oleh komunitas pegiat penyelamatan Ciliwung sejak 2012.

"Dijadikannya Hari Ciliwung pada tanggal 11 November ini diawali dengan penemuan dua ekor kura-kura bulus pada tanggal dan bulan yang sama tahun 2011 lalu, ini menjadi semangat kami bahwa masih ada ekosistem endemik Ciliwung yang perlu dijaga kelangsungan hidupnya," kata Koordinator Konsorsium Penyelamatan Kawasan Puncak, Dr Ernan Rustia,  pada Selasa (11/11) di Bogor.  

Hari Ciliwung, menurut Ernan telah menjadi ajang kampanye para pegiat penyelamatan kawasan sungai yang melintas wilayah Puncak, Depok, dan Jakarta ini yang terus mengalami degradasi kerusakan dan pencemaran lingkungan akibat sampah dan limbah industri.

Ia mengatakan, peringatan Hari Ciliwung kali ini diisi dengan berbagai kegiatan yang melibatkan sejumlah pihak, baik masyarakat maupun komunitas pegiat Sungai Ciliwung dan pemerintahan. 

Acara peringatan Hari Ciliwung dimulai sejak 8 November dengan serangkaian aktivitas seperti membersihkan gunungan sampah di Sungai Citamiang Desa Tugu Utara, kemah di pinggir sungai, memulung bersama, workshop pembuatan tas daur ulang, lomba kreatifitas daur ulang, nonton film konservasi, penampilan teater, dan curhat Ciliwung. 

Puncak peringatan Hari Ciliwung akan diisi beragam kegiatan, di antaranya pameran foto, poster, dan potensi lokal. Selanjutnya, diskusi publik juga akan digelar untuk menyemarakkan kegiatan

"Dalam diskusi ini kita mengundang sejumlah pihak, di antaranya Plt Bupati Bogor, Wali Kota Bogor, Wali Kota Depok, Rektor IPB, Kepala TNGGP, Kepala BKSDA Jawa Barat, Direktur Utama PTPN VIII, Direksi Perhutani dan perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan," kata Ernan. 

Acara diskusi ini dilangsungkan di Gunung Mas Desa Tugu Selatan, Cisarua Bogor Jawa Barat. 

Ernan mengatakan, kehadiran sejumlah pihak nantinya diharapkan komitmennya dalam mendukung upaya penyelamatan Sungai Ciliwung, melalui diskusi dan deklarasi yang dilaksanakan. 

Menurut Ernan, kawasan Puncak merupakan daerah hulu Sungai Ciliwung yang masih memiliki sekelumit persoalan. 

Persoalan yang dihadapi oleh wilayah tersebut telah berlangsung lama dan multidimensi, seperti sampah yang tidak terangkut hingga mengalir ke sungai, pelanggaran tata ruang, serta mafia tanah dan perizinan. 

"Kita sudah terlalu banyak wacana, sudah saatnya melakukan aksi nyata yang mendasar yang diharapkan menyelesaikan akar permasalahan. Permasalahan itu mulai dari hulu, yakni Puncak," kata Ernan. 

Sementara itu, Ketua Komunitas Peduli Ciliwung (KP) Bogor, Een Irawan Putra menyebutkan Hari Ciliwung telah rutin diperinggati sejak deklarasi pertama di 2012. 

Ia mengatakan, tahun pertama dilaksanakan di Bojonggede, sedangkan tahun kedua (2013) berpusat di Condet, Jakarta. 

"Untuk tahun 2014 peringatan Hari Ciliwung dilakukan serentak di tiga titik yakni Puncak, Bojonggede, dan Condet," kata Een. 

Een menambahkan, kegiatan Hari Ciliwung mendapat dukungan banyak pihak baik kalangan akademisi, komunitas, pemerintah daerah hingga Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengapresiasinya. (Ant)

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home