Loading...
DUNIA
Penulis: Bayu Probo 10:03 WIB | Kamis, 08 Mei 2014

Jay Leno Boikot Hotel Beverly Hills Milik Brunei

Jay Leno saat berdemo di depan Hotel Beverly Hills, Senin (5/5). (Foto: AFP)

LOS ANGELES, SATUHARAPAN.COM – Bintang Hollywood memboikot salah satu hotel yang paling terkenal di daerah itu karena penerapan hukum Syariah oleh pemerintah Brunei.

Komedian Jay Leno dan Ellen DeGeneres adalah salah satu selebriti yang mendukung boikot terhadap Beverly Hills Hotel dan hotel lain yang dimiliki oleh Brunei. Setelah perdebatan sengit, dewan kota dengan suara bulat mengutuk Brunei.

Pemimpin Brunei, Sultan Hassanal Bolkiah, mengumumkan tahap pertama hukuman baru minggu lalu. Itu mencakup hukum rajam untuk perzinaan dan homoseksualitas.

Walikota Beverly Hills, Lili Bosse, telah mendesak dewan kota untuk mengadopsi resolusi mengutuk undang-undang baru Brunei dan memaksa negara itu untuk menjual hotel dan usaha lain yang mereka miliki melalui Dorchester Collection.

Dewan dengan suara bulat mengesahkan resolusi mengutuk kesultanan tapi pertemuan itu terbelah pada apakah memboikot hotel. Banyak tidak setuju dengan keputusan Walikota Bosse untuk tidak lagi menghadiri acara di hotel itu.

Pendiri  Virgin group,  Richard Branson men-tweet pada Sabtu bahwa karyawan dan keluarganya tidak akan tinggal di jaringan hotel mewah itu “sampai Sultan mematuhi hak asasi manusia”.

Beberapa organisasi telah membatalkan acara di hotel—dikenal lama sebagai tempat berkumpul bagi selebriti Hollywood—termasuk acara tahunan Night Motion Picture & Television Fund malam amal “Night Before the Oscar” dan acara tahunan Feminist Majority Foundation penghargaan Global Women’s Rights Award.

Selama protes kecil di depan hotel pada Senin (5/5), Jay Leno mengatakan, “Saya ingin berpikir bahwa semua orang pada dasarnya baik dan ketika mereka menyadari hal ini terjadi, mudah-mudahan mereka akan melakukan sesuatu tentang hal itu.”

Tapi Christopher Cowdray, kepala eksekutif rantai usaha Dorchester Collection, mengatakan protes mereka mengabaikan hotel lokal yang dimiliki oleh negara-negara dengan catatan hak asasi manusia yang buruk.

“Ada perusahaan hotel lain di kota ini yang dimiliki oleh Arab Saudi ... Anda tahu, kemeja Anda mungkin berasal dari negara yang memiliki masalah hak asasi manusia,” kata Cowdray, menambahkan boikot akan sangat merugikan karyawan lokal.

Badrul Chowdhury, seorang pelayan yang telah bekerja di hotel selama 14 tahun, mengatakan kepada kantor Reuters bahwa peristiwa di Brunei yang jauh dari kehidupan para pekerja Hotel.

“Kami bekerja. Kami mengurus keluarga kami,” katanya.

Pemerintah AS cenderung diam menanggapi perubahan hukum pidana Brunei, namun Departemen Luar Negeri mengatakan pada Selasa (6/5) itu telah disampaikan secara pribadi keprihatinan kepada pemerintah Brunei.

Tahap awal UU Syariah ini memperkenalkan denda atau hukuman penjara untuk pelanggaran termasuk perilaku tidak senonoh, kegagalan untuk menghadiri salat Jumat dan kehamilan di luar nikah.

Tahap kedua akan dimulai akhir tahun ini akan mencakup kejahatan seperti pencurian dan perampokan dan akan melibatkan hukuman yang lebih ketat seperti amputasi dan cambuk.

Hukuman yang paling berat, seperti hukuman rajam untuk pelanggaran termasuk sodomi dan perzinaan, akan diperkenalkan akhir tahun depan

Pejabat Brunei sebelumnya telah mengatakan bahwa hakim akan diberi keleluasaan dalam penetapan hukuman. Tidak jelas sejauh mana UU ini akan berlaku untuk non-Muslim.

Negara kecil di pulau Kalimantan telah tumbuh kaya pada ekspor minyak dan gas. Hampir tiga perempat dari mereka yang tinggal di sana adalah Muslim Melayu, namun masih banyak masyarakat Buddha dan Kristen yang cukup besar.

Mendarah Daging

The Beverly Hills Hotel begitu mendarah daging dalam budaya di Hollywood sehingga sulit untuk membayangkan tanpa para artis.

Hotel bar, Polo Lounge, adalah salah satu tempat terbaik di kota untuk tempat selebriti. Hotel berwarna merah jambu itu dibuka pada 1912 dan memiliki sejarah bertingkat—Elizabeth Taylor pernah tinggal di sana saat masih kanak-kanak dan juga sebagai orang dewasa dengan Richard Burton.

Sang Aviator, Howard Hughes tinggal (on-off) selama sekitar 30 tahun dan di akhir-akhir ini Anda bisa bertemu Tom Cruise atau Ozzy Osbourne di lobi.

Tapi, sekarang Motion Picture & Television Fund dan International Women Media Foundation telah mengatakan bahwa mereka berencana untuk menemukan tempat lain untuk acara mewah mereka. Ini akan merugikan bisnis di hotel, terutama jika perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Hotel Beverly Hills—kebanyakan pelanggannya selebriti—akan membawa bisnis mereka ke tempat lain.

Sejauh ini, boikot ini hanya melibatkan segelintir selebriti.  (bbc.com)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home