Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Martahan Lumban Gaol 15:25 WIB | Senin, 25 Januari 2016

Jelang Pilkada Jakarta, Macet Jadi Isu Paling Mencemaskan

Ilustrasi. Dua orang pekerja dari pihak kontraktor swasta pembangunan jalan layang Kuningan sisi selatan tampak sibuk memasang railing pengaman pagar jembatan yang sudah masuk dalam tahap penyelesaian setelah jembatan layang tersebut dibuka untuk kendaraan umum baik roda dua maupun empat. (Foto: Dok. satuharapan.com/Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kemacetan menjadi isu paling mencemaskan warga Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. Temuan tersebut berdasarkan hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) jelang penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta pada tahun 2017 mendatang.

Sebanyak 32,50 persen dari 400 responden menyatakan soal kemacetan merupakan hal yang paling membuat mereka cemas. Di peringkat kedua, isu kriminalitas bertengger dengan angka sebesar 28,80 persen. Disusul isu korupsi dan ancaman banjir sebesar 15,50 persen.

"Isu tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memperbaiki kinerja ke depan," kata peneliti CSIS, Arya Fernandes, di Auditorium CSIS, Gedung Pakarti Centre, Jalan Tanah Abaang III, Jakarta Pusat, hari Senin (25/1).

Hasil survei itu juga menunjukkan publik merasa puas dengan kinerja sosok yang akrab disapa Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta, sejak menggantikan Joko Widodo, tahun 2014 silam.

Sebanyak 67 persen publik menganggap Ahok berhasil mewujudkan program Jakarta Baru yang dikampanyekan saat Pilkada DKI Jakarta tahun 2012 silam. "Dari 67 persen kepuasan publik, sebanyak 62,75 persen di antaranya merasa Jakarta telah berubah ke arah lebih baik. Sementara 22,50 persen belum berubah dan 14,25 persen merasa sama saja," ujar Arya.

Menurut Arya, mayoritas publik setuju adanya perubahan dalam pelayanan birokrasi di DKI Jakarta yang menjadi lebih cepat, terdapat pembangunan infrastruktur, dan transparasi anggaran pemerintah.

"Lebih dari 50 persen publik merasa tiga isu utama tersebut telah lebih baik tambahnya," ujar Arya.

Survei tersebut dilakukan dengan metodologi acak (probability sampling) dengan menggunakan penarikan secara multi stage random sampling. Jumlah sampel sebesar 400 orang tersebar secara proporsional di lima kota adiministrasi DKI Jakarta.

Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 5 hingga 10 Januari 2016 melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner. Adapun margin of error sebesar 5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home