Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 17:19 WIB | Jumat, 15 April 2016

Jerman Sepakat Langkah Integrasi bagi Pengungsi

Jerman Sepakat Langkah Integrasi bagi Pengungsi
Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker (kiri) bersalaman dengan Komisioner Uni Eropa untuk Imigrasi Dimitris Avramopoulos sebelum debat terkait perjanjian imigrasi antara UE dan Turki di Parlemen Eropa, di Strasbourg, Prancis timur, pada 13 April 2016. AFP PHOTO/Patrick Hertzog
Jerman Sepakat Langkah Integrasi bagi Pengungsi
Imigran dan pengungsi terlibat perseteruan dengan tentara Makedonia saat aksi protes untuk membuka kembali perbatasan dekat kamp sementara mereka di desa perbatasan Idomeni, Yunani pada 10 April. AFP PHOTO/Bulent Kilic
Jerman Sepakat Langkah Integrasi bagi Pengungsi
Orang-orang tidur di pelabuhan Chios, tempat pengungsi dan imigran yang berhasil meninggalkan pusat penahanan VIAL beberapa hari lalu mendirikan tenda pada 5 April 2016. AFP PHOTO/Louisa Gouliamaki
Jerman Sepakat Langkah Integrasi bagi Pengungsi
Imigran dideportasi ke Turki dari pelabuhan Mytilene pada 4 April 2016. Pemulangan imigran dari Yunani ke Turki mulai dilakukan di bawah perjanjian UE yang memicu kekhawatiran kelompok bantuan, saat Athena kewalahan menerima banyak orang di negara mereka. Lebih dari 51.000 pengungsi dan imigran yang berusaha masuk Eropa utara terjebak di Yunani, setelah negara Balkan menutup perbatasan mereka. AFP PHOTO/Aris Messinis

BERLIN, SATUHARAPAN.COM – Kanselir Jerman Angela Merkel menyetujui langkah-langkah ketat untuk memacu integrasi imigran dan pengungsi, termasuk sanksi yang tidak mengambil bagian dalam berbagai program, salah satunya kelasa bahasa. Pernyataan itu disampaikan Merkel pada hari Kamis (14/4) di Berlin, Jerman dalam pertemuan kesepakatan koalisi besar membahas imigran mencakup rencana undang undang antiteror baru.

Rancangan undang undang integrasi itu akan mengambil pendekatan “reward and punishment” yaitu memberikan program bersubsidi untuk membantu para pendatang baru untuk menemukan cara bagaimana hidup di Jerman, meski beberapa kasus ada yang menolak terhadap tawaran tersebut.

“Jerman sekarang memiliki undang undang integritas, 50 tahun setelah awal keimigrasian,” menurut salah satu pemimpin kelompok parlemen SPD Thomas Oppermann.

Dia merujuk pada program pasca perang Jerman dengan mengundang warga Turki dan “pekerja tamu” lain guna mamacu perekonomian. Program tersebut dikritik, karena gagal memberikan bagian penting bagi jutaan imigran dan keturunan mereka di masyarakat Jerman dan juga cara untuk mendapatkan kewarganegaraan.

Di bawah fakta baru, dana federal akan digunakan untuk menciptakan 100.000 lapangan pekerjaan bagi pencari suaka yang menerima tunjangan. (Ant).

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home