Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Kartika Virgianti 16:42 WIB | Selasa, 08 Oktober 2013

Jokowi: Pemprov DKI Jakarta Punya Dana Cukup untuk Mengembangkan Ragunan

(ki-ka) Joko Widodo dan Dewan Pengawas TMR, Hashim Djojohadikusumo. (Foto: Kartika Virgianti)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – “Tidak ada keterlibatan swasta, duit kita banyak, ngapain melibat-melibatkan (swasta), kalau memberikan masukkan baru bisa,” kata Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo pada konferensi pers pagi ini dalam acara Pembukaan Dialog Publik Pengembangan Taman Margasatwa Ragunan (TMR), terkait dengan rencara Pemda mengeluarkan anggaran untuk pengembangan TMR, di Pusat Primata Schmutzer, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (8/10).

“Kita harus fair, memang ada beberapa kelemahan-kelemahan yang perlu kita benahi. Antara lain mutu air, misalnya di telaga yang seluas 6,8 hektar, kemudian air yang yang dipakai oleh harimau dan beruang madu, airnya itu berasal dari kali. Itu nanti teknisnya, bagaimana cara menjernihkan air yang kotor itu.” Hashim Djojohadikusumo, selaku Kepala Pengawas TMR, menjelaskan mengenai penggunaan anggaran ini.

“Ada 12 hal yang sudah kita lakukan, yang di dalamnya meliputi perbaikan kandang, perbaikan fasilitas lainnya, termasuk menjernihkan air, kemudian sistem elektronik, pagar-pagar yang menyangkut keselamatan dan kenyamanan,” Program-program perbaikan tersebut berdasarkan pernyataan Hashim saat ini sedang berjalan di TMR.

Mengenai rencara pengembangan desain TMR nantinya, Hashim mengatakan akan mencari arsitek dulu, yang bisa bekerja cepat dan berpengalaman.

Ragunan ini tiketnya paling murah di dunia, hanya Rp 4.000, di Surabaya Rp 20.000, Bandung Rp 15.000, Taman Safari Rp 85.000. Hal ini berpengaruh terhadap fasilitas yang ada di TMR. Oleh karena itu, menurut Hashim, ini masih perlu dikaji lagi.

“Kita punya gaji pegawai, kesejahteraan pegawai, apa bisa ditunjang dengan empat ribu,” kata Hashim. Hal inilah yang menjadi pertimbangan Hashim untuk menaikkan harga tiket TMR untuk ke depannnya

 “Anggaran dari Pemda Rp 33 miliar, dan pemasukan dari masyarakat, misalnya dari tiketing dan lain sebagainya, sebesar Rp 22 miliar. Sedangkan kebutuhan operasionalnya Rp 55 miliar/tahun,” kata Hashim. Dapat dibayangkan bahwa penganggaran seperti ini terlalu pas-pasan untuk sebuah kegiatan operasional taman margasatwa yang mempunyai fungsi terutama konservasi, yang kedua edukasi (pendidikan dan riset), yang ketiga rekreasi (hiburan).  

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home