Loading...
INDONESIA
Penulis: Melki Pangaribuan 18:01 WIB | Senin, 19 September 2016

Jokowi Prihatin Mulai Hilangnya Nilai-nilai Bangsa Indonesia

Jokowi juga mengajak segenap sivitas akademika Gontor agar dapat memberikan peran yang lebih besar lagi dalam menanamkan nilai-nilai santun dan positif di kalangan masyarakat.
Jokowi Prihatin Mulai Hilangnya Nilai-nilai Bangsa Indonesia
Presiden Jokowi memberikan sambutan di hadapan para santri dalam acara “Peringatan 90 Tahun Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor” di Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur, hari Senin (19/9). (Foto-foto: Dok. BPMI)
Jokowi Prihatin Mulai Hilangnya Nilai-nilai Bangsa Indonesia
Presiden Jokowi tengah bersalaman dengan para santri dalam acara “Peringatan 90 Tahun Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor” di Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur, hari Senin (19/9).

PONOROGO, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) merasa prihatin dengan mulai hilangnya nilai-nilai khas Bangsa Indonesia yang sejatinya penuh santun dan bersahaja di kalangan muda-mudi dewasa ini. Nilai yang dimaksud oleh Presiden ialah mengenai jati diri bangsa, budi pekerti, kesantunan, semangat juang, dan juga keagamaan.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi di hadapan para santri dalam acara “Peringatan 90 Tahun Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor” di Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur, hari Senin (19/9).

Oleh karenanya, Presiden Jokowi berpesan agar setiap generasi mengestafetkan nilai-nilai positif kepada para generasi setelahnya.

"Nilai-nilai itulah yang sekarang ini kita merasa kehilangan. Nilai-nilai tersebut sangat penting untuk diestafetkan kepada generasi yang akan datang," kata Jokowi.

Presiden mencontohkan apa yang ia lihat sendiri di media sosial belakangan ini. Jokowi menyesalkan nilai-nilai Indonesia yang luntur dalam sejumlah percakapan di media sosial yang menurut Presiden tidak tampak pada sekitar 40 sampai 50 tahun sebelumnya.

"Coba kita lihat bagaimana di media sosial itu saling menjelekkan, mencela, merendahkan, menghina, mengolok-olok. Apakah itu nilai-nilai Indonesia? Jawaban saya bukan," kata Jokowi.

Lebih lanjut, Presiden mengakui sering membaca komentar-komentar masyarakat di suatu pemberitaan media online. Di sana pun Presiden merasa sedih karena menemukan komentar para pembaca yang juga saling menghujat.

"Sedih kalau kita baca komentar-komentar saling hujat di situ. Saling memaki dengan perkataan yang saya yakin itu bukan nilai-nilai kita. Ada nilai-nilai lain yang tidak sadar masuk menginfiltrasi kita dan itulah yang akan menghilangkan karakter, identitas, dan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia," kata Jokowi.

Untuk itu Presiden Jokowi menginstruksikan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) agar pendidikan etika, budi pekerti, dan sopan santun diberikan porsi yang lebih dalam kurikulum pendidikan SD dan SMP.

Instruksi tersebut kemudian diterjemahkan oleh Mendikbud dengan wacana full day school yang di dalamnya bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai positif bangsa Indonesia.

"Kemarin sudah disampaikan wacana full day school yang akan dicoba di beberapa provinsi untuk menanamkan nilai-nilai itu. Tanpa nilai-nilai tersebut identitas kita akan hilang. Padahal waktu saya bicara dengan kepala pemerintah lain mereka sangat memuji Indonesia yang tetap kokoh meskipun kita berbeda-beda," kata Jokowi.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi tak lupa untuk memberi ucapan selamat atas kiprah dan keberhasilan Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor dalam perjalanan panjang reformasi kemerdekaan negara Indonesia.

Jokowi juga mengajak segenap sivitas akademika Gontor agar dapat memberikan peran yang lebih besar lagi dalam menanamkan nilai-nilai santun dan positif di kalangan masyarakat.

"Saya ingin ucapkan selamat atas milad ke-90. Saya kira perjalanan panjang dan sudah melampaui beberapa zaman sampai sekarang alhamdulillah mulai dari kebangkitan nasional, perjuangan pembangunan, sampai reformasi masih ada sampai sekarang, saya ucapkan terima kasih," kata Presiden.

Peresmian Gedung UNIDA dan Peletakan Batu Pertama

Sebelum menghadiri Peringatan 90 Tahun Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Presiden Joko Widodo yang didampingi Ibu Negara Iriana juga meresmikan Gedung Utama Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor.

Gedung yang memiliki luas 17.000 meter persegi tersebut dibangun empat lantai dan menghabiskan dana Rp 76 miliar yang berasal dari sumber dana mandiri Pondok Modern Darussalam Gontor.

Setelah menghadiri acara tersebut, Presiden Jokowi menyempatkan diri melakukan peletakan batu pertama pembangunan menara baru Masjid Jami' Pondok Modern Darussalam Gontor. Menara baru tersebut merupakan kado istimewa dalam Peringatan 90 Tahun Gontor, mengingat menara lama yang sudah berusia tua karena dibangun sejak tahun 1977.

Turut hadir dalam harlah Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor di antaranya Ketua MPR Zulkifli Hasan, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua DPD Farouk Muhammad, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan juga Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor KH Hasan Abdullah Sahal selaku tuan rumah. (Setpres)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home