Loading...
INDONESIA
Penulis: Kartika Virgianti 07:41 WIB | Selasa, 29 Oktober 2013

Kadisdik DKI Temui Gubernur Terkait Video Asusila Siswa

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto. (Foto: jakarta.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – “Saya ingin mengajak kita semua melaporkan kepada Gubernur tentang kejadian di salah satu SMP yang minggu lalu membuat kita terperanjak. Kemudian setelah saya laporkan keadaan kronologis dan beliau menyampaikan pandangannya bagi kepentingan peserta didik lainnya yang tidak mengetahui, namun bisa saja jadi tahu karena terpengaruhi hal ini,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto ketika ditanyakan perihal pertemuannya dengan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, Senin (28/10) di Balai Kota.

“Di SMP tersebut ada 617 anak didik. Kalau ada yang melakukan misalnya 10 orang jangan sampai mempengaruhi keberadaan anak lainnya yang punya prestasi.”

“Tadi pagi saya jadi pembina upacara di sekolah tersebut. Ada yang juara olimpiade tingkat nasional, ada yang ingin menjadi juara di wilayahnya, dan aktifitas lainnya seperti paskibra, olahraga dan kesenian. Mari memikirkan 600 anak lainnya yang masih perlu mengasah kepercayaan diri dan intelektualitas mereka serta moralitas.”

“Anak yang menjadi pelakunya sudah terpukul dengan keadaan seperti ini. Jadi kalau sudah diambil tindakan hukuman sosial seperti ini, harus juga dipertimbangkan tindaklanjutnya. Akan tetapi bukan asal memberhentikan pendidikan untuk anak itu. Misalnya dengan anak ini diberikan pendidikan di sekolah lain,” papar Taufik.

Bukan keluar sekolah, tapi istilah yang lebih tepat menurut Taufik melanjutkan ke sekolah lain. Tindakan ini sudah relevan berdasarkan pendidikan. “Anak itu pindah ke sekolah lain, atas kemauan sendiri, orangtua dan kemauan bersama memikirkan aspek psikologis dalam pengembangannya,”  

Kepala sekolah di sekolah yang bersangkutan baru menjabat sejak tanggal 27 September, baru dua hari menjabat sudah muncul kasus ini. Menurut Taufik, tidak perlu mencari siapa yang salah, dan hal ini pun bukanlah kelalaian, karena tentunya tidak pernah ada guru mengajarkan itu. “Kalau semua dinilai lalai, lalu siapa yang disalahkan, sedangkan pada 600 anak didik lainnya, kan tidak lalai. Yang penting bagaimana cara memperbaikinya dan bagaimana mendidik anak-anak yang masih punya masa depan ini.”

Taufik mengakui memang diperlukan memasang CCTV (closed-circuit television), namun hal inipun butuh waktu, tuturnya.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home