Loading...
BUDAYA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 13:59 WIB | Selasa, 29 April 2014

Kartini Bicara Bhineka Tunggal Ika

Kartini Bicara Bhineka Tunggal Ika
Musdah Mulia, Direktur Eksekutif Megawati Institute. (Foto-foto: Diah A.R)
Kartini Bicara Bhineka Tunggal Ika
Kemal M. Rizky A. perwakilan dari atlet berkebutuhan khusus berprestasi; Special Olympic Indonesia.
Kartini Bicara Bhineka Tunggal Ika
Milastri Muzakkar (kiri) dan Ira D. Aini (kanan), kedua penulis buku Perempuan Pembelajar.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Megawati Institute dan dua penulis buku Perempuan Pembelajar—Ira D. Aini dan Milastri Muzakkar—menggelar acara Malam Budaya Peringatan Hari Kartini yang sekaligus menjadi malam peluncuran buku “Perempuan Pembelajar” di Galeri Cafe Taman Ismail Marzuki, Senin (28/4). Acara ini mengusung tema “Kartini Bicara Bhineka Tunggal Ika”.

Dalam acara ini turut hadir Musdah Mulia selaku Direktur Eksekutif Megawati Institute. Dalam kata sambutannya, Musdah mengungkapkan kekagumannya terhadap surat-surat Kartini yang telah dibacakan oleh beberapa performa di awal acara.

“Apa yang disampaikan oleh Kartini pada saat itu tentu saja tidak hanya pikiran-pikiran perempuan tapi juga semua manusia,” kata dia. “Karena kalau kita bicara tentang Kartini berarti kita bicara juga tentang perempuan. Semua surat Kartini merupakan jeritan bagaimana perempuan harus dilepaskan dari jeratan perbudakan. Perbudakan yang dipengaruhi oleh nilai patriarki dan adat yang tidak humanis.”

Musdah juga mengungkapkan bahwa Kartini juga merupakan seorang yang peduli terhadap kebhinekaan bangsa Indonesia termasuk dalam hal agama. Hal ini dapat dilihat dari surat-suratnya yang berisikan tentang keagamaan.

“Agama itu adalah hati nurani. Agama datang untuk membebaskan manusia dari segala macam kutuk. Tapi ironisnya manusia berbuat dosa atas nama agama,” tambahnya.

Dalam kata sambutannya, Musdah berharap bahwa semoga bangsa ini dipimpin oleh orang yang tepat dan cerdas yang memiliki hati nurani. Dengan semangat seorang Kartini yang memperjuangkan perlawanan diskriminasi terhadap apapun, Musdah berharap bangsa Indonesia tetap memperjuangkan kebhinekaan yang selalu menjadi ciri khas bangsa ini.

Acara ini kemudian dilanjutkan dengan pembacaan surat-surat Kartini oleh Kemal M. Rizky A – atlet berkebutuhan khusus berprestasi Special Olympic Indonesia (SOIna), Ina Salma Febriani (mahasiswi Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran), Mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi Jakarta, dan Komunitas Kawan Belajar Kita.

Selain Malam Budaya, acara ini juga diisi dengan peluncuran buku “Perempuan Pembelajar” yang ditulis oleh Ira D. Aini dan Milastri Muzakkar. Peluncuran ini dilakukan dengan melihat video yang menampilkan testimonial dari beberapa orang yang sudah membaca buku tersebut. Rata-rata mereka memberikan opini yang positif terhadap buku ini.

Buku “Perempuan Pembelajar” mengajak perempuan di Indonesia untuk tidak lagi merasa terkekang oleh sistem patriarki dan adat istiadat yang selama ini mendiskriminasi perempuan sehingga perempuan tidak bisa berkarya. Buku ini memotivasi perempuan untuk tetap berkarya namun tidak keluar dari kaidah-kaidah agama.   

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home