Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 15:16 WIB | Selasa, 10 November 2015

Kebijakan 2 Anak Tiongkok, 3 Juta Tambahan Bayi Lahir Tiap tahun

Warga Tiongkok, negara dengan populasi terbesar di dunia. (Foto: Ist)

BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Sekitar tiga juta bayi akan lahir setiap tahun setelah Tiongkok menghapuskan kebijakan ‘’satu anak’’ yang sangat kontroversial dan memungkinkan semua pasangan memiliki dua anak, kata para pejabat, hari Selasa (10/11).

Dalam dekade dengan kebijakan kelahiran yang ketat, bahkan dengan penegakan terkadang brutal, penduduk Tiongkok mencapai 1,37 miliar, dan terbesar di dunia. Akibat pertumbuhan penduduk usia tua dan penyusutan usia tenaga kerja, Tiongkok menghadapi peningkatan tantangan perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Perubahan peraturan itu diumumkan setelah pertemuan Partai Komunis bulan lalu. Hal itu akan memungkinkan sekitar 90 juta lebih perempuan Tiongkok mempunyai anak kedua, kata Wang Pei'an, Wakil Menteri Kesehatan dan Komsi Keluarga Berencana Nasional, seperti dikutip AFP.

Tapi setengah dari mereka yang berusia antara 40 dan 49, kata dia membatasi keinginan atau kemampuan untuk melahirkan anak mereka.

Beberapa mungkin "enggan" memiliki anak lagi, kata dia, sementara sebagian mungkin "tidak dapat melahirkan" bahkan jika mereka ingin.

Sebelum ada perubahan kebijakan, tambahnya, 50 juta perempuan sudah berhak memiliki bayi kedua di bawah berbagai pengecualian aturan. Pengecualian itu untuk keluarga pedesaan yang anak pertamanya perempuan, pasangan di mana salah satunya  adalah anak tunggal dan dan dari etnis minoritas.

BACA JUGA:

Spekulasi Pertumbuhan Ekonomi

Pengumuman perubahan itu mendorong spekulasi terjadi ledakan bayi yang mendorong perekonomian, tetapi para analis memperingatkan bahwa banyak pasangan Tiongkok tidak menginginkan anak lagi, terutama mengingat biaya hidup, dan efek dari perubahan itu tetap tidak jelas.

Relatif sedikit warga yang mengambil kesempatan yang diberikan oleh reformasi kebijakan yang memungkinkan pasangan mempunyai beberapa anak dalam beberapa tahun terakhir.

Ada sekitar 17 juta kelahiran di Tiongkok pada tahun 2014, dan menurut Wang, liberalisasi kebijakan akan mendorong sekitar tiga juta tambahan bayi lahir setiap tahun selama lima tahun ke depan.

Ini akan menambah total sekitar 30 juta orang untuk angkatan kerja pada tahun 2050, kata dia.

"Kebijakan dua-anak dalam jangka pendek akan mendorong permintaan perumahan, pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan sehar-hari rumah tangga akan merangsang investasi di sektor-sektor yang relevan dan meningkatkan lapangan kerja," katanya.

"Ini akan berdampak positif lebih kuat pada ekspansi ekonomi dalam jangka panjang," katanya. "Tingkat pertumbuhan potensial" Tiongkok diperkirakan meningkat sebesar 0,5  persen.

Jeda Waktu

Tapi setelah perubahan itu diumumkan, Edward Hugh, seorang ekonom independen yang berbasis di Spanyol, memperingatkan, "Ada jeda waktu yang sangat besar, yaitu 15 tahun sebelum hal itu berdampak."

Kebijakan keluarga berencana Tiongkok dilembagakan pada akhir tahun 1970, dengan membatasi kebanyakan pasangan hanya boleh memiliki keturunan tunggal. Selama bertahun-tahun pemerintah berpendapat bahwa itu adalah kontributor kunci untuk booming ekonomi Tiongkok yang telah mencegah 400 juta kelahiran.

Kebijakan itu diberlakukan dengan menerapkan denda bagi pelanggar dan aborsi yang sering dipaksakan. Hal itu menyebabkan kesedihan pada banyak orangtua.

Wang mengatakan bahwa kebijakan dua anak akan dilaksanakan setelah aturannya direvisi oleh Kongres Nasional Rakyat.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home