Loading...
INSPIRASI
Penulis: Katherina Tedja 01:00 WIB | Selasa, 26 Januari 2016

Kekuatan Antisipasi dan Aksi

Persoalan orang sering kali adalah tidak kunjung bertindak.
Gagal antisipasi (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Semua orang tahu antisipasi penting di dalam kehidupan. Antisipasi diajarkan pada setiap bidang ilmu di semua perguruan tinggi. Pemasar mengantisipasi perubahan selera pasar. Ahli keuangan mengantisipasi kebutuhan dan ketersediaan modal masa depan. Dokter mengantisipasi perkembangan penyakit. Arsitek mengantisipasi bagaimana nantinya sebuah gedung akan digunakan.

Antisipasi diajarkan oleh orangtua kepada anak-anaknya, diperingatkan pemimpin kepada anak buahnya, dan diwanti-wanti suara hati kepada seluruh sistem di dalam tubuh. Kita mengenal dengan baik wejangan ini: ”Berpikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna.” Dan… ini juga ”Loses react and winner anticipate,” orang yang kalah sekadar menanggapi namun pemenang melakukan antisipasi.

Tentu saja antisipasi tidak berarti apa pun jika tidak ditindak lanjuti dengan tindakan. Antisipasi berada pada ranah angan-angan, bayangan, rekaan, perenungan dan pemikiran. Tindakanlah yang membawa perenungan ke dalam dunia nyata. Perbuatan nyatalah yang mewujudkan  hasil.…

Entah mengapa… meski banyak orang mengetahui kebutuhan dan pentingnya antisipasi dan aksi… namun beberapa orang tidak kunjung bertindak. Dan saya adalah salah satunya.…

Setelah mengalami satu kesulitan untuk masuk ke kamar mandi, dan dua kali hampir tidak bisa keluar dari sana… tahulah saya… bahwa saya harus melakukan sesuatu dengan pintu kamar mandi… atau….

Namun, memang itulah yang akhirnya saya alami… Pintu tersebut kali ini benar-benar tidak mau melepaskan saya….  Tidak akan ada orang lain di dalam rumah untuk waktu yang lama… sehingga tidak ada orang yang akan menolong saya. Dan saya terancam akan melalui tahun baru sekaligus hari ulang tahun saya di kamar mandi!

Untunglah setelah sekian banyak upaya mendorong dan menarik tombol pintu yang rasanya lamaaa… sekali. Tombol pintu itu akhirnya sekali lagi melepaskan saya. Seketika itu juga… saya segera mencari lakban dan memelester tombol pintu agar tidak mengunci lagi.

Acap kali tindak lanjut pertama terhadap antisipasi memang sesederhana itu….  Namun, sederhana atau pun rumit... itu masih jauh lebih sederhana… ketimbang apa yang akan kita alami jika kita tidak mengantisipasi dan bertindak.

Yah… saya mempelajari pentingnya antisipasi dengan cara yang sulit. Bagaimana dengan Anda?

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home