Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Martahan Lumban Gaol 15:08 WIB | Selasa, 22 Maret 2016

“Kita Juga Merasa Dirugikan, Tapi Ini Anarkis”

Ilustrasi. Sopir taksi dan pengemudi ojek berbasis aplikasi saling lempar batu saat aksi menolak keberadaan angkutan umum online di Jakarta, Selasa (22/3). (Foto: Antara/Prasetyo Utomo)

SATUHARAPAN.COM – Ribuan pengemudi angkutan umum konvensional, mulai dari taksi hingga bajaj, menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Parlemen Senayan, hari Selasa (22/3). Sambil membawa spanduk dan menyanyikan yel-yel, mereka menuntut ketegasan pemerintah menghentikan izin operasi angkutan umum berbasis aplikasi online, seperti Gojek, Uber, dan Grab.

Tak sebatas menggelar aksi unjuk rasa, sejumlah sopir taksi pun terlihat menghentikan laju taksi yang masih beroperasi dan membawa penumpang. Mereka menurunkan penumpang yang ada dalam taksi tersebut dan memaksa sopirnya untuk bergabung menyerukan tuntutan penutupan angkutan umum berbasis aplikasi online bersama-sama.

Aksi itu terlihat jelas dilakukan di dalam ruas Tol Dalam Kota, dekat pintu keluar Tol Senayan yang menuju ke arah Semanggi. Penumpang taksi dipaksa turun dan dipindahkan ke bus. Terlihat, beberapa penumpang membawa koper berukuran besar, diduga menaiki taksi dari Bandara Soekarno Hatta.

Salah seorang sopir taksi yang diberhentikan, terlihat tidak terima dengan aksi pemaksaan rekan-rekannya itu. Saat berdiskusi dengan rekan sopir taksi lainnya, dia mengaku dirugikan dengan keberadaan angkutan umum berbasis aplikasi online, namun menurutnya aksi unjuk rasa yang dilakukan tidak perlu sampai merugikan penumpang.

Bahkan, dia menilai, aksi yang dilakukan rekan-rekannya sudah menjurus ke arah tindakan anarkis.

Memang, dalam aksinya, sejumlah sopir taksi terlihat melakukan tindak anarkis, botol minuman plastik dilempar hingga menghantam kaca mobil. Bahkan, ada sopir taksi yang menyerukan kata ‘bakar’.

Akhirnya, aksi yang berlangsung di Jalan Gatot Soebroto, dari arah Slipi menuju Semanggi, dibubarkan aparat kepolisian sekitar pukul 12.00 WIB. Sopir taksi diminta untuk memindahkan mobilnya, bergabung dengan rekan-rekannya yang berada tepat di muka Gedung Parlemen Senayan.

Ada Penyerangan

Aksi di kawasan Senayan, kembali sempat memanas dan menjurus tindak anarkis. Berbagai informasi yang diterima, memprovokasi para sopir taksi. Seperti, informasi yang mengabarkan bahwa seorang pengemudi Gojek melempar ‘bom molotov’ ke arah sopir taksi Express di Jalan Pemuda, tepat di depan Pintu Masuk Gelora Bung Karno.

Bak terselut emosinya, sopir taksi yang berada di muka Gedung Parlemen Senayan langsung berlari menuju lokasi tersebut, sambil menggenggam bambu di tangan kanan.

Situasi aksi unjuk rasa makin sulit dikontrol, aparat kepolisian terlihat kewalahan membendung aksi para sopir taksi yang telah dipenuhi rasa amarah. Terbukti, seorang yang diduga seorang pengemudi Gojek, babak belur dipukuli para sopir taksi, tepat di depan pintu masuk Gelora Bung Karno, Jalan Pemuda, Senayan.

Namun, saat diamankan oleh aparat kepolisian, tidak bisa dipastikan bahwa sosok yang babak belur tersebut adalah seorang pengemudi Gojek, yang terlihat sosok itu mengenakan kaos berwarna cokelat dan memegang jaket berwarna hitam di tangan kirinya.

Situasi di Jalan Pemuda jauh lebih mencekam dibandingkan di Jalan Gatot Soebroto. Seruan kata ‘bakar’ dan berbagai kata yang bisa memprovokasi lahirnya tindak anarkis lebih sering terdengar di lokasi ini. Di dalam sekelompok kerumunan sopir taksi, beberapa orang terlihat hanya mengenakan kaos oblong atau singlet.

Bisa saja, orang-orang tersebut adalah pengemudi bajaj, namun tidak menutup kemungkinan bahwa mereka adalah preman yang biasa berada di kawasan Gelora Bung Karno.

Kapolda Janji Menindak

Mendengar informasi terjadinya berbagai tindak anarkis dalam aksi unjuk rasa para pengemudi angkutan umum konvensional, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi Moechgiyarto, yang langsung meninjau kawasan Gedung Parlemen Senayan mengatakan pihaknya akan mengambil tindakan tegas.

Menurutnya, bila ada aksi pemukulan, maka pelaku dinyatakan telah melakukan tindak pidana dan akan mendapatkan hukuman. Di muka Gedung Parlemen Senayan, Kapolda Metro Jaya juga sempat berdialog dengan sejumlah sopir yang berunjuk rasa. Dia meminta sopir berunjuk rasa dengan damai.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home