Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 13:54 WIB | Selasa, 29 November 2016

Kongres Fatah akan Tetap Berlangsung Meski Dilarang Israel

Ilustrasi. Pemukim Israel meratapi rumah mereka yang hangus di pemukiman Halamish, yang juga dikena; sebagai Neveh Tzuf, barat laut Ramallah dekat desa Nabi Saleh di Tepi Barat pada 27 November 2016, setelah 45 rumah rusak atau hancur oleh kebakaran. (Foto: AFP)

RAMALLAH, SATUHARAPAN.COM - Gerakan Fatah pimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas akan tetap menggelar kongres meski rezim Zionis Israel melarang puluhan delegasi meninggalkan Jalur Gaza untuk menghadiri acara tersebut, menurut pernyataan juru bicara Fatah, hari Senin (28/11). 

Sebanyak 1.400 delegasi semestinya menghadiri kongres di Kota Ramallah, wilayah pendudukan Tepi Barat mulai Selasa. Juru bicara Fatah Mahmoud Abu al Hija menuturkan kepada awak media bahwa sudah cukup banyak delegasi yang hadir sehingga memenuhi forum untuk menggelar konferensi. 

“Sekitar 1.200 anggota sudah tiba di Ramallah,” ujar Hija. Dia berharap para delegasi lain dapat hadir di Ramallah meski kongres sudah dibuka. 

Hija tidak memberikan keterangan mengenai alasan Israel melarang delegasi Gaza menghadiri kongres. 

Israel mengendalikan semua perbatasan Tanah Palestina kecuali perbatasan antara Gaza dengan Mesir. 

Untuk memasuki Tepi Barat dari Gaza, warga harus menyeberangi wilayah Israel dan menjalani pemeriksaan ketat untuk melakukan perjalanan yang sering kali tidak bisa diprediksi. 

Sejak didirikan pada 1959, Fatah baru enam kali menggelar kongres, terakhir kali pada 2009 di Bethlehem, yang merupakan kongres perdana di wilayah pendudukan. 

Kongres ketujuh dijadwalkan digelar selama lima hari. Puncak acaranya adalah pengumuman kandidat untuk memperebutkan 120 kursi Dewan Revolusi Fatah. Sebanyak 80 di antaranya dipilih dan 40 lainnya ditunjuk. 

Kongres juga akan mengumumkan para kandidat untuk menjadi anggota Komite Sentral Fatah, yang memiliki 18 anggota terpilih dan empat lainnya ditunjuk presiden. 

Fatah merupakan komponen utama Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), yang didirikan pada 1964 di Yerusalem, dan kala itu berhasil mempersatukan berbagai gerakan nasionalis Palestina. 

Kongres Ramallah diprediksi akan merapatkan barisan orang-orang dekat Abbas (81), selaku pemimpin Fatah, PLO dan Otoritas Palestina, sehingga memperkuat otoritasnya tanpa perubahan kebijakan signifikan. (AFP)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home