Loading...
SAINS
Penulis: Sotyati 17:55 WIB | Rabu, 01 Juli 2015

Kota New York Larang Penggunaan Styrofoam

Ilustrasi: sampah expandable polystyrene foam (EPS) yang lebih dikenal dengan nama styrofoam di Hong Kong. Sifatnya yang tidak mudah didaur-ulang hingga menyebabkan kerusakan lingkungan. (Foto: hkcleanup.org)

NEW YORK CITY, SATUHARAPAN.COM - Mulai Rabu (1/7) ini, produk-produk expandable polystyrene foam (EPS) sekali pakai tidak boleh dimiliki, dijual, atau ditawarkan di New York City, Amerika Serikat (AS). Produk-produk yang lebih dikenal dengan nama styrofoam itu, seperti diberitakan bbc.co.uk, termasuk gelas, mangkuk, piring, dan boks makan.

Wali Kota New York, Bill de Blasio, dalam sebuah pernyataan mengenai larangan itu, menyatakan, “Produk-produk itu menyebabkan kerusakan lingkungan dan tidak memiliki tempat di New York City. Kita memiliki alternatif lebih baik.”

Diperkirakan di AS setiap tahun terdapat 25 miliar cangkir kopi EPS menjadi sampah, jumlah yang masih kalah jauh dibandingkan 100 miliar kantong plastik yang digunakan warga AS tiap tahun.

Di Hong Kong, 135 ton sampah EPS dibuang ke tempat pembuangan sampah pada 2006. Namun itu hanya menyumbang 5 persen dari semua sampah plastik Hong Kong.

Jumlah limbah EPS yang demikian besar dikhawatirkan aktivis lingkungan ketika bocor ke lingkungan laut dan mencemari air.

Douglas McCauley, profesor biologi kelautan di University of California, Santa Barbara, menyebutkan ada dua isu utama yang disebabkan EPS kepada hewan laut.

Pertama, sering kali busa polystyrene bersarang di usus hewan laut yang menyebabkan penyumbatan mematikan.

Secara kimia, sifat menyerap EPS membuatnya makin berbahaya. Busa polystyrene bekerja seperti spons yang mencemari dan membawa kotoran terburuk dari laut. EPS bisa membahayakan manusia ketika ikan-ikan yang memakan plastik itu menjadi santapan manusia.

Para penjual memiliki waktu enam bulan untuk menuruti larangan itu, atau harus membayar denda.

Penemuan dan Pembuatan

EPS yang dijual di AS dengan merek styrofoam, ditemukan oleh Otis Ray McIntire, peneliti dari Dow Chemical pada 1941.

Produk itu dibuat dari butiran-butiran kecil polymer polystyrene yang dipanaskan dengan bahan kimia hingga mengembang 50 kali lipat dari volume awal. Setelah pendinginan dan pengendapan, butiran yang sudah diperbesar itu dimasukkan ke cetakan – seperti bentuk gelas minum – lalu dipanaskan dan diperbesar lagi, sampai cetakan itu terpenuhi dan semua butiran melebur dan menyatu.

Produk akhir yang didapat adalah bahan ringan dan murah yang 95 persen berisi udara. Sifatnya yang menginsulasi dan biaya produksinya yang murah menjadikan EPS pilihan yang populer bagi banyak perusahaan.

Sulitnya mendaur ulang EPS menjadi alasan utama larangan penggunaannya di New York City. (bbc.co.uk)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home