Loading...
BUDAYA
Penulis: Melki Pangaribuan 13:34 WIB | Rabu, 25 September 2013

KPK Ajak Sineas Indonesia Buat Film Antikorupsi

(kiri-kanan) Sineas Tino Saroengallo, Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja dan Busyro Muqoddas, serta Juru Bicara KPK Johan Budi berbicara bersama dalam peluncuran Festival Film Antikorupsi, pada Selasa (24/9) kemarin. (Foto: Elvis Sendouw)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lakukan pendekatan seni budaya film sebagai upaya mengembangkan strategi kampanye antikorupsi dengan mendorong peran aktif masyarakat khususnya sineas untuk membuat film gerakan antikorupsi.

Kemarin, pada Selasa (24/9), KPK secara resmi meluncurkan penyelenggaraan Festival Film Antikorupsi (Anti-Corruption Film Festival - ACFFest) 2013 bertempat di Gedung KPK, Jl. HR. Rasuna Said, di Jakarta. Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja dan Busyro Muqoddas,  serta Sineas Tino Saroengallo menjadi pembicara dalam peluncuran itu, yang didampingi oleh juru bicara KPK Johan Budi sebagai moderator.

Menurut KPK, pendekatan seni budaya, khususnya film, dalam kampanye antikorupsi merupakan medium kreatif yang sangat strategis, karena film dapat menyentuh langsung masyarakat. "Film mampu menghadirkan berbagai pencitraan, narasi, kisah dan impresi dramatik yang menyentuh dan menggugah kesadaran penonton. Melalui film, nilai-nilai antikorupsi lebih cepat dan mudah dipahami oleh masyarakat," kata Humas KPK, Johan Budi SP, seperti disampaikan juga dalam situs kpk.go.id.

Selanjutnya Johan Budi SP menerangkan, ACFFest 2013 merupakan rangkaian kegiatan festival film antikorupsi yang menjadi wadah sekaligus membuka kesempatan seluas-seluasnya kepada masyarakat dan film-maker di seluruh Indonesia. "Para film-maker dapat mengikutsertakan karya filmnya yang telah diproduksi pada rentang 1 Januari 2000 hingga 22 November 2013," kata juru bicara KPK itu.

Menurut keterangan Johan Budi, film yang dapat diikutsertakan dalam festival ini adalah film yang bertemakan kejujuran, integritas dan transparansi maupun perlawanan terhadap korupsi. "Terdiri atas enam kategori, yakni film fiksi panjang, film fiksi pendek, film dokumenter panjang, film dokumenter pendek, film animasi dan games animasi," ungkap Johan Budi menambahkan.

Film yang diikutsertakan dalam kompetisi akan diseleksi oleh tim juri independen yang terdiri atas sutradara, tokoh dan pakar film dalam bidangnya masing-masing. Pendaftaran dibuka selama dua bulan, sejak 22 September hingga 22 November 2013. Masyarakat dapat melakukan pendaftaran dengan menghubungi panitia atau mengakses www.acffest.org dan mengirimkan email ke info@acffest.org untuk mendapatkan informasi lengkap.

Selain kompetisi film, ACFFest 2013 akan menyelenggarakan masterclass dengan sutradara film Indonesia, film screening dan  pemutaran keliling (mobile theater) dalam rangkaian kegiatan roadshow di beberapa kota seperti Jakarta, Bandung, Padang Panjang, Yogyakarta, Malang, Balikpapan dan Palu. Sementara itu, puncak kegiatan akan digelar pada peringatan Hari Antikorupsi Sedunia, pada 9 hingga 12 Desember 2013 mendatang di Jakarta, dengan agenda pemutaran film-film terbaik dan ditutup dengan penganugerahan.

Sebelumnya, KPK pernah berkerja sama dengan Transparency International (TII), USAID dan para sineas Indonesia setahun lalu dan terrnyata memberikan dampak yang sangat luar biasa. Omnibus empat film pendek antikorupsi dalam Kita versus Korupsi (KvsK) yang diputar di 17 kota berhasil menyedot perhatian hampir 800 ribu penonton. "Sebagian besar masyarakat terkesan," ungkap Johan Budi.

Mengulang kesuksesan tersebut, tahun ini masyarakat kembali diajak berperan aktif dalam pemberantasan korupsi dengan menuangkan pemikiran dan apresiasinya dalam bentuk film, serta memiliki kesempatan untuk mempersembahkan karya filmnya kepada seluruh masyarakat Indonesia. "Ayo, menjadi bagian dari gerakan antikorupsi!" seruan lembaga pemberantasan korupsi itu.

 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home