Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 13:10 WIB | Jumat, 25 September 2015

Lawatan Paus Fransiskus ke Amerika Serikat dan Kuba

Lawatan Paus Fransiskus ke Amerika Serikat dan Kuba
Paus Fransiskus berbicara di Gereja Katolik St Patrick dalam kunjungan pertamanya ke Amerika Serikat di Washington, DC pada Kamis, 24 September 2015. AFP PHOTO/POOL/Jabin Botsford
Lawatan Paus Fransiskus ke Amerika Serikat dan Kuba
Paus Fransiskus menyampaikan homili dalam Misa Kanonisasi untuk Pastor Junipero Serra di Basilica of the National Shrine of the Immaculate Conception, Washington DC pada 23 September 2015. AFP PHOTO/Brendan Smialowski
Lawatan Paus Fransiskus ke Amerika Serikat dan Kuba
Presiden Amerika Serikat Barack Obama (kiri) menyambut kedatangan Paus Fransiskus (kanan) setiba di Andrews Air Force Base, Maryland, 22 September 2015. AFP PHOTO/Mandel Ngan
Lawatan Paus Fransiskus ke Amerika Serikat dan Kuba
Paus Fransiskus (kiri) bertemu dengan Presiden Kuba Raul Castro di Istana Revolusi di Havana pada 20 September 2015. AFP PHOTO/POOL - Alejandro Ernesto
Lawatan Paus Fransiskus ke Amerika Serikat dan Kuba
Paus Fransiskus melambaikan tangan dari Popemobile saat keluar dari Bandara Jose Marti ke pusat Kota Havana pada 19 September 2015. AFP PHOTO/Adalberto Roque

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Paus Fransiskus pada hari Kamis (24/9) menyampaikan pidato bersejarahnya di hadapan ratusan anggota Kongres Amerika Serikat (AS), sehari setelah menggelar pembicaraan dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama di Gedung Putih.

Ini merupakan kunjungan dan pidato pertama kali pemimpin tertinggi Gereja Katolik dalam sidang gabungan anggota kongres selama kurang lebih sekitar 40 menit. Dalam kesempatan itu Paus mengatakan, “Kami mengetahui bahwa tidak ada agama yang kebal dari bentuk delusi individu atau ideologi ekstremisme. Ini menandakan kita harus waspada terhadap segala bentuk fundamentalisme, baik itu agama, atau bentuk lainnya,” ujar Paus, yang kini berusia 78 tahun dan berasal dari Argentina itu.

Dia menambahkan, "Sebuah perimbangan diperlukan untuk memerangi kekerasan yang dilakukan atas nama agama, ideologi, atau sistem ekonomi, sementara juga mengamankan kebebasan beragama, kemerdekaan intelektual, dan kebebasan individu.”

Paus mengungkapkan rasa hormatnya kepada mendiang Presiden AS Abraham Lincoln, dan menyebutnya sebagai salah satu “penjaga kebebasan”. Paus memuji pejuang hak sipil AS Martin Luther King yang tewas terbunuh, dan mengatakan, “mimpinya terus menginspirasi kita semua.”  (AFP

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home