Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 07:48 WIB | Kamis, 05 November 2020

Malawi Akan Buka Penuh Kedutaannya di Yerusalem

Menteri Luar Negeri Malawi, Eisenhower Mkaka, dan Menteri luar Negeri Israel, Gabi Ashkenazi di Kementerian Luar Negeri Israel di Yerusalem, hari Selasa (3/11/2020). (Foto: Times of Israel)

TEL AVIV, SATUHARAPAN.COM-Malawi mengatakan akan membuka kedutaan besarnya di Israel secara penuh di Yerusalem, dan menjadinya negara Afrika pertama dalam beberapa dekade yang memindahkan kedubesnya ke kota yang diperebutkan itu.

Dalam pernyataan video pada kunjungan ke Israel, Menteri Luar Negeri Malawi, Eisenhower Mkaka, menyebut keputusan itu sebagai "langkah berani dan signifikan".

Dia mengucapkan selamat kepada Israel atas hubungan yang mulai berkembang dengan negara-negara Arab dan Muslim di bawah kesepakatan yang ditengahi Amerika Serikat, termasuk hubungan baru dengan negara Afrika Utara, Sudan, yang oleh Israel dianggap menandai dimulainya "era baru" di wilayah tersebut.

Menteri Luar Negeri Israel, Gabi Ashkenazi, berkata bersama Mkaka: "Saya berharap kedutaan Anda segera dibuka, dan saya yakin lebih banyak pemimpin Afrika akan mengikuti keputusan ini."

Kedutaan tersebut diperkirakan akan dibuka pada musim panas 2021, kata kementerian luar negeri Israel.

Diminta untuk mengkonfirmasi keputusan kedutaan, Brian Banda, seorang ajudan Presiden Malawi Lazarus Chakwera, berkata: "Ya, terus berjalan, kedutaan penuh di Yerusalem."

Israel menganggap semua Yerusalem sebagai ibukotanya, meskipun itu tidak diakui oleh sebagian besar negara. Palestina mengupayakan kota di bagian timur, yang direbut Israel dalam perang tahun 1967, sebagai ibu kota negara masa depan.

Mengingat status kota yang disengketakan dan sensitivitasnya dalam konflik Israel-Palestina, sebagian besar negara yang memiliki kedutaan besar di Israel telah membukanya di ibu kota komersialnya, Tel Aviv.

Beberapa negara Afrika sebelumnya telah membuka kedutaan besar untuk Israel di Yerusalem, tetapi menutupnya setelah perang Timur Tengah 1973, kata seorang pejabat kementerian luar negeri Israel.

Presiden AS Donald Trump membuat marah warga Palestina dan membuat marah banyak pemimpin dunia dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada akhir 2017. Dia memindahkan kedutaan AS ke sana pada tahun berikutnya.

Guatemala memindahkan kedutaannya ke Yerusalem segera setelah itu, dan Honduras mengatakan pihaknya bertujuan untuk melakukan hal yang sama pada akhir tahun 2020. Brasil dan Republik Dominika juga mempertimbangkan langkah tersebut. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home