Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 07:24 WIB | Selasa, 24 Januari 2017

Menag Meminta ASN Kemenag Lebih Melayani Umat

Lukman Hakim Saifuddin (paling kanan) saat berada di Gorontalo. (Foto: kemenag.go.id)

GORONTALO, SATUHARAPAN.COM –  Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin meminta jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama (Kemenag) untuk lebih memberi pelayanan kepada umat beragama.Oleh karena itu, dia meminta seluruh  persoalan yang terkait dengan tatakelola internal Kemenag dibereskan terlebih dahulu.

“Tahun 2017 dan selanjutnya, beberapa persoalan  harus bisa kita tata dengan baik sehingga energi kita tidak lagi tersita untuk membenahi persoalan internal tapi lebih banyak membenahi persoalan keumatan yang memang harus lebih kita layani," kata  Lukman saat memberikan pembinaan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Gorontalo di Asrama Haji Antara Gorontalo, hari Senin (23/1).

Hal ini disampaikan Menag menyusul masih adanya persoalan tunjangan profesi guru, tenaga honorer, dan masalah internal lainnya yang masih dilakukan pembenahan. Menag berharap persoalan tersebut bisa diselesaikan pada tahun 2017 ini sehingga tidak terus menyita energi.

Kemenag masih mengalami kekurangan anggaran untuk membayar tunjangan profesi serta inpassing guru madrasah dan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada sekolah. Padahal pada tahun 2017, Kemenag sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 14.8 triliun untuk pembayaran tunjangan profesi dan inpassing guru, PNS maupun bukan PNS.

Anggaran ini bahkan lebih besar dibanding 2016 yang hanya Rp. 13.7 triliun. “Meski demikian, tetap masih kurang sekitar Rp. 5 triliun, karena besarnya kebutuhan,” kata Menag.

Untuk itu, Menag memberikan arahan kepada jajarannya untuk melakukan revisi anggaran. Anggaran tahun 2017 agar ditelaah ulang dan dilakukan penyisiran.

Menurut Kemenag, biaya perjalanan dan lainnya yang tidak perlu, terutama di Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, akan disisihkan untuk menutup kekurangan. Hal sama juga dilakukan pada unit eselon I lainnya.

Kemenag juga akan menajamkan ulang perencanaan program 2017. Penajaman ini berbasis pada program dan anggaran tahun 2016 yang tidak terserap yang mencapai Rp. 3 triliun. Dari situ diharapkan program 2017 lebih efektif, utamanya dalam ikut menyelesaikan masalah kekurangan anggaran pembayaran tunjangan profesi dan inpassing guru.

Menurutnya, tantangan Kementerian Agama semakin kompleks seiring dengan terus meningkatnya harapan dan ekspektasi masyarakat. Beberapa terobosan Kementerian Agama mulai diapresiasi public terbukti dengan beberapa penghargaan yang telah diterima, namun kata Menag hal itu harus diikuti dengan upaya untuk terus melakukan pembenahan dan perbaikan dalam melakukan layanan.

Dalam dua tahun terakhir, Kemenag dinilai sedang melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Sejumlah lembaga survei menunjukan hal tersebut. Demikian juga dengan beberapa penghargaan yang diterima, menunjukan bahwa kerja Kementerian yang bermotto 'Ikhlas Beramal' dalam rangka mengubah diri untuk lebih memenuhi harapan masyarakat di bidang keagamaan, dinilai semakin baik.

Menag mengatakan bahwa saat ini, madrasah tidak hanya mampu mengimbangi sekolah umum, tapi dalam beragam kompetisi, misalnya sains dan robotik, juga berhasil unggul. Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), baik STAIN, IAIN, UIN, serta perguruan tingai keagamaan lainnya juga berkembang baik.

Penyelenggaraan ibadah haji, lanjut Menag, dalam dua tahun belakangan juga banyak diapresiasi. Bahkan, tidak sampai dua tahun, dari urusan pernikahan, Kementerian Agama telah berhasil menyumbang kepada kas negara tidak kurang dari 1.7 triliun. Prestasi ini bahkan mendapatkan apresiasi dari Presiden.

Akan hal ini, Menag memberikan apresiasi kepada para guru, penyuluh, dan keluarga besar kementerian yang saat ini dipimpinnya, yang berdiri di garis terdepan dalam melayani kebutuhan umat. Dengan begitu, keberadaan Kemenag semakin dirasa memberikan manfaat bagi masyarakat.

“Bentuk rasa syukurnya adalah menjaga ini semua untuk dikembangkan lebih baik,” kata Menag.

"Kita sedang berjuang agar SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) bisa digunakan juga untuk membiayai madrasah sehingga ke depan lebih banyak madrasah yang bisa dikembangkan untuk memenuhi harapan masyarakat. Sebab, ekspektasi masyarakat terhadap Kemenag terus meningkat," kata Menag.

Sosialisasi Kebijakan Baru dan Pembinaan ASN Kementerian Agama Provinsi Gorontalo di Asrama Haji Antara Provinsi Gorontalo ini dihadiri lebih 300 ASN Kanwil Kemenag Provinsi dan utusan dari enam Kab/Kota, yaitu: Kab. Gorontalo, Kota Gorontalo, Kab. Gorontalo Utara, Kab. Pohuwato, Kab. Bone Bolango, dan Kab. Boalemo. (kemenag.go.id)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home