Loading...
INSPIRASI
Penulis: Endang Hoyaranda 20:51 WIB | Minggu, 01 Juni 2014

Menerima Ketika Memberi

Berbagi bunga dari hati yang berbunga

SATUHARAPAN.COM – Pertanyaan  yang paling penting diajukan dalam hidup adalah ”Apa yang kita lakukan bagi orang lain?”  Kalimat itu dilontarkan Marthin Luther King,  Jr., pembela persamaan hak Amerika Serikat. Tampak sederhana. Tetapi, coba lihat sekeliling! Nyaris semua orang yang tertekan, depresif, putus asa, bunuh diri adalah mereka yang merasa diri tidak berguna, tidak berarti; perasaan negatif yang berkembang dari kegagalan atau merasa diabaikan.

Dan telaahlah lebih jauh, ternyata sebagian besar tiadanya gairah muncul karena diri merasa tidak berarti.  Tahukah Anda, merasa diri berarti bisa diperoleh dengan cara mulai memberi? Bukan memberi karena harap kembali, yang punya pamrih, melainkan memberi dengan tulus, bahkan kepada orang yang mungkin tidak akan pernah mampu membalasnya.

Suatu hari ketika mahasiswa, saya berjalan menuju pasar. Dari kejauhan saya melihat seorang anak kecil yang teronggok di tepi jalan sambil menangis. Setelah cukup dekat saya melihat bahwa seluruh kue jualannya tumpah dan tak mungkin dijual lagi. Ia menangis mungkin karena uang sekolahnya tak akan terbayar, atau obat untuk adiknya yang sakit tak akan terbeli, atau ia akan dimarahi ketika pulang. Saya tak menanyakannya, tetapi anak itu saya beri uang yang sebenarnya tidak besar, namun reaksinya yang membuat saya tersadar: ia tiba-tiba berhenti menangis dan mukanya mulai cerah. Seperti beban berat yang terangkat dari pundaknya.

Ekspresi itu tak pernah saya lupakan. Mengapa? Karena ia mengajarkan kepada saya bahwa ternyata saya yang memberi lebih bahagia daripada dia yang menerima. Saya yang memberi, namun saya tak kehilangan melainkan menerima.  Pengalaman itu sedikit banyak membentuk  diri saya untuk makin suka memberi.

Orang yang tidak bersedia memberi tak akan bahagia. Anda pernah dengar nama jutawan Amerika Jean Paul Getty? Ia pernah dinobatkan sebagai orang terkaya dunia, namun amat kikir, sedemikian kikirnya hingga bersedia mengorbankan kawan, bahkan cucunya demi mempertahankan hartanya. Tragis, ia mati dalam kesepian, tanpa kawan di sekitarnya.

Setidaknya ada tiga  manfaat memberi:

  1. Dengan memberi, fokus kita beralih kepada orang lain. Seneca, sastrawan Romawi, berkata, ”Tak mungkin orang yang hanya memikirkan dirinya sendiri hidup bahagia. Untuk hidup bagi diri sendiri, seseorang harus lebih dahulu hidup untuk orang lain.
  2. Dengan memberi, kita menambah nilai bagi orang lain. Kata-kata Bunda Teresa, pantas kita renungkan: Jangan pernah membiarkan seseorang lalu dalam hidupmu tanpa engkau sempat memberi makna kepadanya.
  3. Dengan memberi, Si Pemberi juga tertolong. Buktikan: berilah sesuatu kepada seseorang yang membutuhkan kemurahan hati Anda, dan rasakan dampaknya bagi diri Anda sendiri! Ketika membantu orang lain, hati Anda sendiri merasa nyaman.

Kebesaran seseorang bukan diukur dari apa yang ia miliki, melainkan dari apa yang ia berikan.

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home