Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yunita Harahap Phillips 01:00 WIB | Selasa, 06 Mei 2014

Meneruskan Kebaikan

Jessica Long (foto: www.dailymail.co.uk)

SATUHARAPAN.COM – Pada Olimpiade Penyandang Cacat Musim Dingin 2014 di Sochi, Rusia Maret lalu, stasiun TV komersil di Amerika, NBC, menyiarkan dua film dokumentasi yang mengharukan dan inspirasional di mana perenang Amerika, Jessica Tatiana Long, reuni dengan orangtua kandungnya di Rusia setelah berpisah 20 tahun.

Jessica lahir di Siberia dengan nama Tatiana Olegovna Kirillova, tanpa tumit, tanpa mata kaki dan tulang betis, hampir tidak punya tulang kaki. Saat itu kedua orangtuanya masih remaja, belum menikah dan tidak sanggup merawatnya, maka ia diserahkan ke panti asuhan. Ketika berumur 13 bulan, Tatiana diadopsi pasangan Steve dan Beth Long dari Baltimore, Amerika.  Kakinya diamputasi saat ia berusia 18 bulan dan sejak itu ia menggunakan kaki palsu.

Orangtua asuh Jessica merawat dia dengan penuh kasih sayang. Mereka memperlakukan dia sebagaimana halnya anak normal yang aktif.  Jesicca berolah raga senam, ice skating, bersepeda, dan memanjat gunung. Ia kemudian menekuni olah raga renang yang membawanya ke kompetisi renang nasional untuk penyandang cacat, bahkan ke tingkat internasional dan memperoleh puluhan medali baik emas maupun perunggu. Kini Jessica memegang 13 rekor dunia dan dua kali menyandang  predikat sebagai US Paralympic Sports Woman of the Year.

Pada 2012 orangtua kandungnya baru tahu kalau Jessica, anak mereka yang cacat dan mereka serahkan ke panti asuhan 21 tahun itu, kini perenang internasional. Atas bantuan media maka 2013 Jessica mengunjungi orangtua dan adik-adik kandungnya di Rusia pada 2013. Tidak ada kebencian, amarah karena ditinggalkan orangtua, dendam atau kepahitan akan masa lalu yang mewarnai pertemuan itu. Sebaliknya penuh pelukan hangat, air mata syukur, dan tawa gembira. Jessica juga mengunjungi panti asuhan tempat dahulu dia dititipkan dan menemui inang pengasuh yang merawat dia.

Jessica dibesarkan dalam kasih sayang dan kebaikan yang membuat dia bisa menerima keterbatasannya dan memampukan ia menjalani hidupnya bahagia. Bahkan ia meneruskan kebaikan itu kepada orang lain, termasuk ke orangtua kandungnya yang ”meninggalkan” dia karena ”keadaannya”.

Jika hati kita penuh kasih maka kita dapat meneruskan kebaikan kepada orang lain. Bisa dalam bentuk tindakan spektakular ata aksi sederhana. Alangkah indahnya jika kebaikan dalam hidup ini diteruskan kepada orang lain dan tidak berhenti hanya untuk diri kita sendiri. Apalagi, sebagaimana diajarkan Tuhan, kita berbuat baik kepada orang yang tidak bisa membalasnya.

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home