Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 19:30 WIB | Jumat, 16 Oktober 2015

Menkeu: Tren Rupiah Menguat, Pelemahan Masih Wajar

Menteri Keuangan RI, Bambang Brodjonegoro. (Foto: Dok. satuharapan.com/Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Keuangan Republik Indonesia, Bambang Brodjonegoro, menilai kecenderungan penguatan rupiah akan terus berlanjut beberapa hari terakhir. Menurut dia, meskipun nilai tukar rupiah mengalami pelemahan dalam transaksi antarbank, pergerakan tersebut dinilai masih wajar.

“Saya rasa trennya menguat, tapi masih ada pergerakanlah,” kata Bambang Brodjonegoro kepada satuharapan.com di Wisma Mandiri, Jakarta, hari Jumat (16/10).

Pada hari Jumat sore ini, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, bergerak melemah sebesar 113 poin menjadi Rp 13.531 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp 13.418 per dolar Amerika Serikat.

"Nilai tukar negara-negara berkembang, termasuk rupiah terpengaruh oleh data Amerika Serikat sehingga tertekan terhadap dolar AS. Data indeks harga konsumen inti AS periode September menunjukan peningkatan sebesar 0,2 persen, lebih tinggi dari estimasi kalangan analis," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, sebagaimana dikutip Antara.

Ia menambahkan bahwa data lainnya seperti laporan defisit anggaran Amerika Serikat untuk tahun fiskal 2015 yang mengecil menjadi 439 miliar dolar AS dari periode sebelumnya yang defisit sebesar 483 miliar dolar AS menambah sentimen positif bagi dolar AS untuk kembali terapresiasi terhadap mayoritas mata uang utama dunia. Data sentimen konsumen hasil survei University of Michigan yang menunjukan kenaikan menambah dorongan bagi dolar AS.

"Dengan beberapa laporan yang optimis dari Amerika Serikat diperkirakan dolar AS akan lanjutkan penguatan ke depannya," katanya.

Kendati demikian, Ariston Tjendra mengatakan bahwa nilai tukar rupiah berpotensi mengalami penguatan kembali menyusul adanya harapan positif dari paket-paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan.

"Melalui paket kebijakan itu diharapkan perekonomian Indonesia tumbuh lebih baik ke depannya," katanya.

Head of reaserch BNI Securities Norico Gaman menambahkan bahwa rencana bank sentral AS (the Fed) menaikkan suku bunga masih akan membayangi nilai tukar rupiah ke depannya.

"Namun demikian, meski the Fed nantinya akan menaikkan suku bunga belum tentu investor keluar dari `emerging market`, jika kita mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi dengan baik asing akan tetap investasi di sini," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat (16/10) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp 13.534 dibandingkan hari sebelumnya (15/10) Rp 13.288.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home