Loading...
INDONESIA
Penulis: Dewasasri M Wardani 14:06 WIB | Kamis, 06 November 2014

Mensos: Tagana Aset Penanganan Bencana dan Masalah Sosial

Ilustrasi Taruna Siaga Bencana. (Foto: tagana.kemsos.go.id)

BANJAR, KALIMANTAN SELATAN, SATUHARAPAN.COM - Letak geografis Indonesia berada pada cincin api dengan kontur alam dua pertiga lautan. Sepertiga daratan terdiri atas pantai, pegunungan dan dataran, 17.583 pulau dengan bentang 5.110 km dan jumlah penduduk berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2010 adalah 259.940.857 jiwa.

“Kondisi di atas, pada satu sisi adalah anugerah luar biasa, namun pada lain sisi rawan bencana alam dan sosial,” kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di Desa Indrasari, Kecamatan Martapura Kota, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Rabu (5/11).

Dari Januari hingga April 2014, tercatat terjadi 1.000 bencana alam dan menunjukkan tren meningkat. Kerusakan dan kerugian dari 2004 hingga 2014 ditaksir mencapai Rp 167,8 triliun.

Data Pusat Pengendalian Operasional Penanggulangan Bencana Kementerian Sosial RI selama 2013, terjadi bencana alam 319 kali yang tersebar di 33 provinsi dengan beragam jenis bencana.

“Korban bencana alam yang berhasil dibantu untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup berjumlah 753.597 penduduk,” katanya.

Upaya pemerintah untuk merespons kondisi di atas, salah satunya melalui sistem penanggulangan bencana nasional dengan Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2015-2019.

Saat ini, masih berupa draf dan dalam proses penyusunan dengan melibatkan seluruh kementerian dan lembaga terkait. Dalam draf tersebut, posisi Kemsos siginifikan dengan tiga tugas pokok, yaitu pelayanan kebutuhan dasar pada shelter, distribusi logistik, serta psikososial.

“Dalam sistem klasterisasi, tanggung jawab Kemsos sebagai wakil koordinator di bidang logistik, pengungsian dan perlindungan sosial. Karena itu, penanggulangan bencana mesti melibatkan masyarakat dan dunia usaha,” katanya.

Menghadapi kondisi itu, melalui pendekatan community based disaster management, sejak 2004, Kementerian Sosial telah menggagas berdirinya relawan penanggulangan bencana Taruna Siaga Bencana (Tagana).

Keterlibatan dunia usaha diwujudkan melalui optimalisasi Corporate Sosial Responsibility (CSR) perusahaan masing-masing. Untuk kualitas sinergitas ada tiga pilar penanggulangan bencana, yaitu pemerintah, dalam hal ini Kemsos, masyarakat melalui Tagana, serta dunia usaha dengan CSR.

Setiap tahun, Kemsos menggagas pelaksanaan Bhakti Sosial Tagana Tingkat Nasional. Tahun ini, diselenggarakan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, diikuti 1.000 personel Tagana utusan dari seluruh Indonesia dan beberapa tamu dari Jepang.

Tema yang diangkat dalam bahasa Banjar, “Gawi Sabumi-Gawi Manuntung Bencana Tuntas“, artinya suatu atau yang dikerjakan secara gotong royong bisa diselesaikan cepat, tuntas, dan akuntabilitas penanggulangan bencana.

Bhakti Sosial Tagana Tingkat Nasional bertujuan agar terwujud kiprah nyata kemanusiaan, menjalin jaringan, serta penyusunan rekomendasi dan masukan strategis dalam kerja sama untuk penanggulangan bencana antara Tagana, potensi dan sumber kesejahteraan sosial, dan dunia usaha.

Acara dimeriahkan dengan kerja bakti Tagana di daerah rawan bencana, goes to school pada tingkat SD dan SMP, baksos penghijauan, penanaman pohon dari ciri khas provinsi peserta, baksos donor darah bagi peserta dan undangan, serta baksos sunatan massal untuk 400 orang anak fakir miskin dan yatim piatu.

Bantuan Kemsos melalui Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA), berupa masing-masing satu unit kendaraan Rescue Tactical Unit (RTU) Rp 372 juta untuk Provinsi Kalimantan Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan Kabupaten Tanah Laut.

Direktorat Pengumpulan dan Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosial (PPSDBS) mernyalurkan bantuan berupa sembako 500 paket, bantuan perlengkapan salat untuk anak panti asuhan 128 paket, bantuan perlengkapan sekolah anak fakir miskin 100 paket, serta bantuan berupa jaket untuk pengojek di Martapura 100 paket.

Direktorat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (PSKBS) menyalurkan bantuan untuk korban kebakaran 24 keluarga, terdiri atas 22 unit rumah yang rusak berat dan yang rusak ringan total Rp 270 juta di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan di Kabupaten Banjar bantuan untuk empat desa senilai Rp 436 juta.

Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia (PSLU) menyalurkan bantuan berupa penyediaan tempat tinggal bagi lansia miskin dan telantar 50 orang senilai Rp 500 juta di Kabupaten Banjar. Bantuan Direktorat Rehabilitasi Sosial Orang Dengan Kecacatan (RSODK) berupa kaki palsu senilai Rp 2,5 juta.

“Total bantuan yang diserahkan di Provinsi Kalimantan Selatan Rp 2.324.500.000,” katanya. (kemsos.go.id)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home