Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 09:22 WIB | Selasa, 14 Juli 2015

NATO: Kesepakatan Bailout Yunani Penting bagi Keamanan

Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde meninggalkan pertemuan Eurogroup yang membahas krisis Yunani di Brussel pada 12 Juli 2015. Para menteri Keuangan zona euro menangguhkan pembicaraan terakhir terkait bailout Yunani, ungkap Kepala Eurogroup, Jeroen Dijsselbloem, menggambarkan negosiasi tersebut "sangat sulit" namun berhasil membuat kemajuan. Para menteri akan bertemu lagi pada Minggu pukul 0900 GMT, hanya beberapa jam sebelum pertemuan puncak ke-28 para pemimpin Uni Eropa yang dimaksudkan untuk menjadi batas akhir kesepakatan guna mencegah Yunani keluar dari euro. (Foto: AFP)

LJUBLJANA, SATUHARAPAN.COM - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) hari Senin (13/7), menyambut positif kesepakatan bailout antara Yunani dengan para pemimpin Uni Eropa, dan menyatakan stabilitas ekonomi Athena juga penting bagi keamanan negara-negara anggota NATO lainnya.

“Saya menyambut positif kesepakatan dana talangan ini karena saya rasa hal ini penting bagi perekonomian Yunani dan juga bagi seluruh Eropa dan NATO,” ujar Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg saat berkunjung ke Slovenia.

“Stabilitas dan kemakmuran di bidang perekonomian (Yunani) merupakan hal penting dengan beragam alasan, namun tentunya juga penting bagi keamanan semua negara anggota (NATO).”

Stoltenberg menyebut Yunani sebagai sekutu yang berkomitmen.

“Yunani merupakan sekutu yang mengucurkan anggaran sebesar dua persen dari PDB untuk pertahanan dalam beberapa tahun terakhir dan saya sangat yakin Yunani akan tetap menjadi sekutu yang setia dan berkomitmen,” tegasnya.

“Yunani juga akan berinvestasi di bidang pertahanan di masa mendatang.”

Gagal Bayar Lagi

Sementara, Yunani gagal melakukan pembayaran utang kedua kepada Dana Moneter Internasional (IMF) dalam dua minggu pada hari Senin (13/7), meskipun telah mencapai kesepakatan dengan kreditor resmi pada program bailout baru pada pagi harinya.

Athena seharusnya menyetor 450.000 euro (sekitar Rp 6,58 miliar) kepada pemberi pinjaman krisis pada 22.00 GMT, tetapi negara diperkirakan tidak melakukan pembayaran setelah gagal membayar utang 1,5 miliar euro (sekitar Rp 21,93 triliun) kepada IMF pada 30 Juni.

Tunggakan Yunani ke IMF sekarang total sekitar 2,0 miliar euro (sekitar Rp 29,24 triliun), kata juru bicara IMF Gerry Rice dalam sebuah pernyataan mengkonfirmasi kegagalan pembayaran.

Ketika pertama kali gagal bayar (default) pada akhir Juni, IMF membekukan akses Yunani ke sumber dayanya, termasuk pembiayaan program IMF yang sedang berlangsung untuk negara itu.

Athena meminta IMF untuk perpanjangan langka periode pembayaran, yang belum diputuskan pada saat ini.

"Permintaan oleh otoritas Yunani untuk perpanjangan pelunasan kewajiban yang jatuh tempo pada 30 Juni diharapkan akan dibahas oleh Dewan Eksekutif dalam beberapa minggu mendatang," kata Rice. (AFP)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home