Loading...
INDONESIA
Penulis: Ignatius Dwiana 00:14 WIB | Selasa, 10 Desember 2013

Negara Anggota WTO Capai Kesepakatan Paket Bali Setelah 12 Tahun

Logo WTO. (Logo dari wto.org)

BALI, SATUHARAPAN.COM – Negara anggota Organisasi Perdagangan Dunia WTO mencapai kesepakatan Bali dengan mengeluarkan Paket Bali di Konferensi Tingkat Menteri (KTM-WTO) ke-9, di Nusa Dua, Bali pada hari Sabtu (7/12). Aura Bali mampu menghidupkan semangat perundingan Putaran Doha yang menghasilkan kesepakatan di beberapa isu perundingan yang menandakan bahwa semua negara anggota WTO masih menaruh harapan besar kepada sistem perdagangan multilateral.

Setelah melalui proses dan konsultasi yang cukup intens selama empat hari, para delegasi berhasil menyatukan suara untuk menghasilkan kesepakatan pertama dalam sejarah WTO.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan yang juga berperan sebagai chair dalam pertemuan KTM-WTO ke-9 mengatakan, “Ini merupakan peristiwa bersejarah dan tentunya akan membangkitkan kembali kepercayaan dunia terhadap sistem perdagangan multilateral.

Paket Bali ini merupakan upaya untuk menyukseskan Agenda Pembangunan Doha yang telah dimulai pada tahun 2001, dan hingga kini belum selesai. Dengan kesepakatan Paket Bali ini, para negara anggota WTO akan lebih yakin untuk dapat menyelesaikan Putaran Doha ke depannya.

Awalnya KTM-WTO ke-9 direncanakan ditutup pada Jum’at sore (6/12), namun karena adanya pembahasan yang alot terhadap beberapa isu, diantaranya isu-isu terkait sektor pertanian dan fasilitasi perdagangan (trade facilitation), maka proses konsultasi diperpanjang hingga Sabtu (7/12).

Paket Bali yang disepakati fokus mencakup sepuluh poin pembahasan yang meliputi isu fasilitasi perdagangan, general services untuk pertanian, public stockholding untuk ketahanan pangan, Tariff Rate Quota untuk produk pertanian, persaingan ekspor, perdagangan kapas, ketentuan asal barang, perlakuan khusus terhadap penyedia jasa dari negara kurang berkembang, Duty-Free and Quota-Free (DFQF) untuk negara kurang berkembang, dan mekanisme pengawasan Special and Differential Treatment terhadap negara kurang berkembang.

“Masyarakat dunia akan mendapatkan manfaat dari paket ini, dari komunitas bisnis, mereka yang mencari pekerjaan, masyarakat miskin, mereka yang bergantung pada skema ketahanan pangan, petani negara berkembang, petani kapas negara berkembang, dan perekonomian negara kurang berkembang secara keseleruhan,” kata Direktur Jendral WTO Roberto Azevedo.

Kesepakatan di Bali ini merupakan langkah besar yang positif bagi sistem perdagangan multilateral, yang belakangan ini mulai terkikis oleh inisiatif kerjasama bilateral dan regional yang dilakukan negara-negara. Meskipun menganut prinsip single undertaking, suatu keputusan harus disepakati seluruh anggota tanpa terkecuali, WTO dengan 159 negara anggotanya terbukti dapat mencapai konsensus.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home