Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 16:14 WIB | Rabu, 04 Februari 2015

Otorita Turki Ambil Alih Bank Milik Lawan Politik Erdogan

Bank Asya didirikan oleh pengikut Fetullah Gulen, lawan politik Presiden Erdogan. Gulen semula sekutu Erdogan dan kemudian membongkar Korupsi pada 2013.

ANKARA, SATUHARAPAN.COM –  Otoritas perbankan Turki telah menguasai Bank Asya, Bank Islam pemberi pinjaman kelompok yang bersekutu dengan rival politik Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dan menyebutkan alasannya sebagai kurangnya transparansi.

Bank Asya menderita kerugian besar sejak tahun lalu setelah penarikan deposito secara besar-besaran terkait dengan perseteruan sengit antara Erdogan dan mantan sekutunya, Fethullah Gulen, yang mengasingkan ke Amerika Serikat.

Tabungan Deposit Dana Asuransi (TMSF) yang dikelola negara itu merupakan 63 persen dari Bank Asya, tak lama setelah lembaga pengawasan perbankan Turki, BDDK, memutuskan untuk mengatasi masalah, kata kantor berita milik pemerintah, Anatolia, hari Selasa (3/2).

BDDK mengatakan dalam sebuah pernyataan di situsnya bahwa bank tersebut disita "karena lembaga tersebut tidak disajikan struktur kemitraan yang transparan dan terbuka pada pelaksanaan peraturan secara efektif ..."

Badan pengawas itu kemudian menunjuk direksi baru segera setelah bank mengalami kemerosotan.

Latar Belakang Politik

Bank Asya didirikan oleh pengikut Gulen pada tahun 1996, dan berada di bawah tekanan dari batasan peraturan, penarikan dana oleh perusahaan-perusahaan yang dikelola pemerintah dan serangan dari surat kabar pro pemerintah.

Tekanan pada Bank Asya mengakibatkan kejatuhan harga saham dan penurunan besar pada  operasionalnya.

Pihan bank  itumengatakan pada bulan November bahwa  bank mengalami rugi sebesar 301 juta lira (sepadan dengan US$ 133 juta) pada kuartal ketiga, kuartal yang tidak menguntungkan pertama sejakbank itu  go public pada tahun 2006.

Penyitaan bankitu  adalah tindakan keras terbaru terhadap gerakan yang kuat dari kelompok Gulen dikenal sebagai "Hizmet", yang menyatukan kepentingan mulai dari pembiayaan untuk sekolah dan media.

Erdogan menuduh Gulen dan pengikutnya berada di balik pembongkaran kasus korupsi yang mengguncang pemerintahannya pada Desember 2013 ketika dia menjabat perdana menteri.

Presiden Erdogan juga telah bersumpah untuk tidak memberi belas kasihan dalam melawan Gulen. Pemerintahnya juga sejak tahun lalu secara efektif menjalankan program pembersihan  pada kepolisian dan peradilan  dari unsur-unsur yang pro Gule atau biasa disebut Gulenist. (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home