Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 06:02 WIB | Sabtu, 07 Juni 2014

Pada Hari Pentakosta

Roh Kudus Turun (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – ”Apakah engkau begitu giat mendukung diriku? Ah, kalau seluruh umat Tuhan menjadi nabi, oleh karena Tuhan memberi Roh-Nya hinggap kepada mereka!” (Bil. 11:29, BIMK). Demikianlah tanggapan Musa ketika Yosua memberitahu bahwa Eldad dan Medad juga kepenuhan Roh Tuhan. Eldad dan Medad adalah dua dari tujuh puluh pemimpin yang diberi kuasa oleh Allah sendiri.

Sebelumnya, penulis Kitab Bilangan mencatat: ”Lalu Tuhan turun di dalam awan dan berbicara kepada Musa. Tuhan mengambil sebagian dari kuasa yang telah diberikan-Nya kepada Musa dan memberikan-Nya kepada ketujuh puluh pemimpin itu. Ketika Roh Tuhan itu turun ke atas mereka, mulailah mereka berseru seperti nabi…” (Bil. 11:25).

Cuma masalahnya, ketika Tuhan mencurahkan kuasanya itu kedua Eldad dan Medad absen. Entah mengapa mereka tidak ikut berkumpul bersama dengan tujuh puluh pemimpin itu. Bagaimanapun juga, Tuhan tetap memenuhi janji-Nya.

Kisah turunnya Roh Tuhan merupakan tindak lanjut dari keluhan Musa kepada Allah. Ia merasa berat memimpin bangsa yang gemar mengeluh. Mulanya, Israel mengeluh karena tidak ada makanan, Tuhan lalu mengirim manna. Kemudian Israel mengeluh karena tidak ada daging yang dapat dimakan, Tuhan pun mengirimkan burung puyuh. Begitu seterusnya. Di sinilah Musa mulai sedih karena harus memimpin bangsa Israel sendirian. Allah pun menjawab kesedihan Musa dengan memberikan kuasa kepada tujuh puluh pemimpin.

Seorang fan Musa yang menyaksikan apa yang terjadi pada diri Eldad dan Medad melaporkannya kepada Yosua. Yosua pun agaknya tak rela ada orang sehebat atasannya. Dia tak ingin atasannya mendapatkan saingan.

Namun, tanggapan Musa sebaliknya. Dia tak sakit hati. Dia tidak menganggap mereka saingan. Tampaknya, dia paham hakikat karunia. Karunia diberikan berdasarkan belas kasih semata. Tak ada andil Musa ketika Allah mengaruniakannya. Jika Tuhan mengambilnya kembali, Musa pun tak merasa kehilangan apa pun. Kuasa kepemimpinan adalah karunia yang bisa diambil kapan saja!

Musa malah senang jika makin banyak orang yang mendapatkan karunia seperti dirinya. Musa tidak ingin hebat sendirian. Dia sungguh senang, jika semakin banyak orang sehebat, bahkan lebih hebat dari dirinya. Dia berharap semua orang menjadi nabi Allah.

Dan harapan Musa itu terpenuhi dalam kisah Pentakosta (Kis. 2:1-21).

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home