Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 09:58 WIB | Jumat, 19 November 2021

Pakistan Bebaskan Pimpinan Partai Radikal

Saad Rizvi, ketua partai radikal Tehreek-e-Labiak Pakistan (TLP), melambai tangan kepada para pendukungnya setelah dibebaskan dari tahanan, di Lahore, Pakistan, hari Kamis, 18 November 2021. (Foto: AP/KM Chaudary)

ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM-Pakistan pada Kamis (18/11) membebaskan pemimpin partai agama radikal yang menggelar protes besar-besaran anti Prancis, setelah mencabut larangan terhadap kelompok itu awal bulan ini untuk mengakhiri putaran terakhir kerusuhan mematikan.

Ratusan pendukungnya terlihat bersorak dan melemparkan bunga saat Saad Rizvi, ketua Tehreek-e-Labbaik Pakistan (TLP), dibawa ke markas partai di Lahore.

Pembebasannya dikonfirmasi kepada AFP oleh juru bicara partainya dan polisi Lahore. TLP menyiarkan langsung perayaan itu di luar kantor pusatnya melalui YouTube.

Selama beberapa tahun terakhir, TLP telah melakukan serangkaian protes yang mengganggu, terutama terkait dengan masalah penodaan agama di Pakistan yang mayoritas Muslim. Rizvi ditangkap pada bulan April ketika kelompok itu dilarang oleh pihak berwenang.

Namun larangan itu dicabut pada 7 November ketika pemerintah membuat kesepakatan dengan partai yang dikatakannya sebagai “kepentingan nasional”, setelah tujuh petugas polisi tewas dalam unjuk rasa yang dimulai bulan lalu.

Dikatakan bahwa keputusan itu dibuat setelah ada jaminan dari kelompok itu, yang memiliki tiga anggota di parlemen, bahwa mereka akan mematuhi hukum.

Ratusan pendukung TLP yang ditahan juga dibebaskan dari tahanan awal bulan ini sebagai bagian dari kesepakatan, dan Rizvi, putra pendiri partai Khadim Hussain Rizvi, diperkirakan akan dibebaskan pekan ini. Dan peringatan satu tahun kematian Khadim Hussain Rizvi akan berlangsung pada hari Jumat.

Partai tersebut meluncurkan kampanye anti Prancis setelah majalah satir yang berbasis di Paris, “Charlie Hebdo”, tahun lalu menerbitkan ulang kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad, sebuah tindakan yang dianggap menghujat oleh banyak Muslim.

Protes pada bulan April menyebabkan kedutaan Prancis mengeluarkan peringatan bagi semua warganya untuk meninggalkan negara itu.

Putaran protes terakhir, yang menarik ribuan orang bergabung dalam pawai yang dimulai di Lahore, mengakibatkan beberapa kota Pakistan menghadapi kemacetan dan menangguhkan beberapa layanan kereta api. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home