Paus Bicara tentang Pembatalan Pernikahan
Paus memecat pejabat pengadilan gereja karena meminta imbalan untuk pembatalan pernikahan
VATIKAN, SATUHARAPAN.COM - Paus Fransiskus pada hari Rabu (5/11) mengungkapkan bahwa dia telah memecat seorang pejabat pengadilan gereja yang tertangkap menawarkan memfasilitasi pembatalan perkawinan untuk imbalan uang tunai.
Pengungkapan yang mengejutkan itu terjadi kertika memberikan sambutan secara spontan kepada peserta kursus Pengadilan Rota di Roma, yang setara dengan Mahkamah Agung untuk urusan hukum kanon dalam badan Gereja.
Dia menceritakan bhwa dia ingin keputusan mendapatkan pembatalan (atau annulments) lebih mudah, lebih cepat dan lebih murah untuk orang biasa. Paus juga menegaskan bahwa dia menganggap sistem saat ini sebagai sangat cacat.
"Kita harus sangat berhati-hati bahwa prosedur itu tidak menjadi semacam bisnis, dan saya tidak berbicara tentang sesuatu yang tidak kita ketahui," kata Paus berusia 78 tahun itu.
"Ada skandal publik. Beberapa waktu lalu, saya harus memberhentikan seorang dari pengadilan yang meminta 10.000 dolar. Saya akan melakukan baik terhadap untuk warga dan pejabat gerejawi," kata dia.
Paus Fransiskus tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang hal itu, tetapi seorang juru bicara Vatikan mengatakan kepada AFP bahwa dia mengerti Paus telah mengacu pada sebuah episode yang terjadi sebelum dia menjadi Paus tahun lalu.
Syarat bahwa sebuah pernikahan dapat dibatalkan, dan secara efektif dinyatakan tidak pernah ada, telah menjadi masalah yang pelik bagi Gereja selama berabad-abad. Terutama, timbulnya pertanyaan yang memicu pertentangan pada abad ke-16 yang mengarah pada reformasi gereja di mana Raja Henry VIII membentuk Gereja Inggris.
Hukum dan Amal
Dalam beberapa kali, banyak kritikus telah menyuarakan keprihatinan bahwa pembatalan (pernikahan) tampaknya lebih mudah bagi orang kaya, dan pandangan ini mungkin diperkuat oleh pernyataan Paus pada hari Rabu itu.
Seruan untuk proses yang ramping dibahas dalam sinode Vatikan baru-baru ini ketika para uskup membahas keluarga dan Paus mengatakan dia mendukung reformasi atas dasar "keadilan dan juga amal."
Mengutip contoh dari kota asalnya, Buenos Aires di Argentina, dia mengatakan tidaklah benar bahwa umat harus mengambil hari libur dari kerja dan tidak dibayar, serta menempuh perjalanan hingga 240 kilometer untuk menghadiri persidangan gereja, dan kemudian menunggu bertahun-tahun sebelum mendapatkan jawaban tentang permohonan pembatalan pernikahan.
"Ibu Gereja memiliki cukup kemurahan hati untuk memberikan keadilan secara bebas, seperti kita telah dibebaskan dan dibenarkan oleh Yesus Kristus," katanya. "Gereja harus mampu mengatakan, 'Ya, pernikahan Anda adalah tidak sah, atau' Tidak, itu sah."
Sebagai selama ini, sebagian besar permohonan pembatalan ditangani oleh pengadilan gereja yang lebih rendah dengan persetujuan dari dua sidang yang diperlukan untuk dikabulkannya pembatalan itu.
Aturan Rota Roma terhadap kasus di mana dua pengadilan tidak menyetujui atau tidak dapat mencapai keputusan, untuk memastikannya pengambilan keputusan masalah ini tunduk pada hukum yang koheren di seluruh dunia.
Paus juga dikenal membuat tindakan keras terhadap korupsi di dalam gereja, dan menjadi salah satu tema yang dominan dalam kepausannya. Dia mulai merombak birokrasi Vatikan dan bank dalam upaya untuk membendung kerusakan yang disebabkan oleh serangkaian skandal dalam beberapa tahun terakhir. (AFP)
Sri Mulyani Klarifikasi Alasannya Kerap Bungkam dari Wartawa...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memberikan penjelasan ter...