Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 23:31 WIB | Senin, 17 Maret 2014

PBB: Pembangkit Nuklir Tidak Pernah 100% Aman

Foto: bbc.co.uk

TOKYO, SATUHARAPAN.COM - Kepala pengawas nuklir PBB pada Senin (17/3) mengatakan lembaganya akan tetap bekerja untuk meningkatkan keamanan setelah krisis Fukushima, namun tidak ada pembangkit atom yang bisa “100 persen” aman dari bencana alam.

Yukiya Amano, direktur jenderal International Atomic Energy Agency (IAEA), memberikan komentar tersebut sebelum dia bertemu Perdana Menteri Shinzo Abe pada Senin malam, saat waktu pengaktifan kembali reaktor nuklirnya semakin dekat meski ada keberatan dari masyarakat.

“Hal yang penting bagi keselamatan kita adalah proses berkembang –kami perlu meningkatkan keamanan secara terus menerus tanpa... merasa puas,” ujarnya dalam konferensi pers.

“Namun bencana alam apa pun bisa terjadi di bagian mana pun di seluruh dunia ini... tidak ada yang 100 persen aman di dunia.”

Amano menambahkan bahwa “apa yang bisa kami lakukan adalah mencegah kecelakaan (sebanyak) mungkin, dan mempersiapkan diri untuk meringankan salah satu konsekuensinya.”

Pada 11 Maret 2011, sebuah gempa bawah laut berkekuatan 9,0 skala Richter mengirim tsunami besar yang menghantam pantai Pasifik Jepang, menyapu lebih dari 18.000 korban dan melumat masyarakat pesisir.

Gelombang besar tersebut membanjiri sistem pendingin di pembangkit Fukushima, memicu kebocoran reaktor dan ledakan yang memuntahkan material radioaktif di seluruh wilayah pertanian yang luas. Itu adalah kecelakaan nuklir terburuk dalam satu generasi.

Meskipun tidak ada yang meninggal sebagai akibat langsung dari kecelakaan atom, setidaknya 1.656 warga Fukushima meninggal karena komplikasi yang berhubungan dengan stres dan kondisi lain.

Puluhan ribu lainnya terpaksa mengungsi dari daerah tersebut dan mungkin tidak akan pernah bisa kembali lagi ke rumah mereka.

Operator Tokyo Electric Power dikritik keras, termasuk klaim bahwa pihaknya terlalu meremehkan ukuran maksimum tsunami yang menghantam pembangkit tersebut.

Reaktor nuklir komersial Jepang tersebut masih belum aktif, dengan opini publik pada umumnya mendukung untuk tetap membiarkannya seperti itu.

Namun pemerintah Abe ingin kembali beralih ke tenaga nuklir saat tagihan energi Tokyo meroket. (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home