Loading...
SAINS
Penulis: Prasasta Widiadi 20:44 WIB | Selasa, 14 Oktober 2014

Pdt Krise Gosal: Teknologi Harus Bermanfaat dalam Pendidikan

Pendeta (Pdt.) Krise Gosal selaku Sekretaris Eksekutif Departemen Pendidikan Anak Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI). (Foto: Prasasta Widiadi).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Teknologi harus memberi manfaat dan membantu proses pendidikan suatu bangsa. Hal ini dikemukakan Pdt Krise Gosal, Sekretaris Eksekutif Departemen Pendidikan Anak Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) kepada satuharapan.com pada Selasa (14/10) di Gedung PGI, Jalan Diponegoro, Jakarta.   

Krise mengemukakan ini dalam rangka menanggapi kasus seorang siswa kelas VII SMP Negeri 163 Jakarta, Putra Perdana Hermawan yang tewas setelah jatuh dari lantai 4 gedung sekolahnya pada Jumat (10/10), Putra diduga tewas karena korban ingin menyembunyikan telepon genggam sebab takut terkena razia. Diduga pihak sekolah melarang siswa-siswinya membawa telepon genggam dan diduga dia panik dan ingin menyembunyikan HP-nya di sela-sela genteng sekolah lewat kelasnya, lalu terpeleset.

Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menanggapi  kasus tersebut dengan mengemukakan bahwa saat ini tidak ada larangan membawa telepon seluler ke sekolah bagi para siswa. Sebab telepon seluler tersebut terkadang diperlukan sebagai alat berkomunikasi dengan orangtua siswa. Basuki menyarankan telepon seluler yang dibawa siswa bisa dititipkan kepada guru atau loker.

Krise mencontohkan bahwa teknologi bermanfaat karena gadget (peralatan elektronik) untuk menunjang proses belajar, karena sebuah gadget akan berisi berbagai informasi penting yang dibutuhkan seorang peserta didik dalam memahami materi pengajar di sekolah.

“Larangan dari sekolah untuk membawa telepon seluler, kalau menurut pendapat saya sangat relatif, karena seharusnya gadget membantu (peserta didik) karena itu merupakan alat pendidikan,” kata Krise.

Apabila dalam fungsi sebenarnya, Krise melanjutkan, maka sebuah alat komunikasi bisa bermanfaat, namun apabila tidak maka jangan diteruskan.

“Kalau (gadget) tidak (bermanfaat) maka akan melumpuhkan daya pikir anak, saat ini sehingga memang harus ada aturan-aturan yang tegas, harus ada pelarangan penggunaan gadget pada saat-saat tertentu, apalagi saat guru menerangkan,” Krise menambahkan.

Namun apabila saat darurat dan mendadak, sebuah perangkat teknologi komunikasi

seperti telepon selular akan benar-benar menolong, Krise memberi contoh apabila seorang peserta didik yang kebetulan sakit dan saat mengikuti proses belajar mengajar harus minum obat dan diingatkan orangtuanya, maka peserta didik harus menggunakan telepon selular untuk berkomunikasi dengan orang lain tentang kesehatannya.

Peran Orangtua

“Apabila anak-anak tidak didampingi (saat menggunakan gadget), maka gadget akan menimbulkan adiktif,” Krise melanjutkan.

Krise menambahkan peran orangtua dan pendidik di sekolah harus senantiasa satu ritme karena harus paham karakter anak dengan teknologi yang dimiliki, dan memiliki kemampuan monitoring aktivitas peserta didik dalam pergaulan di sekolah maupun di rumah.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home