Loading...
SAINS
Penulis: Kartika Virgianti 17:55 WIB | Kamis, 25 Juli 2013

Pelaku Kriminal Psikopat Mampu Menekan Rasa Empati Dalam Sekejap

Bagian otak yang aktif dari pelaku kriminal ketika ditanyakan tentang empatinya terhadap apa yang ia lihat. (foto: bbc)

LONDON, SATUHARAPAN.COM – Psikopat adalah kepribadian yang dihubungkan dengan kurangnya rasa empati yang mendalam. Namun menurut riset terbaru menyebutkan psikopat bukannya tidak memiliki empati, melainkan bisa menekannya sebagaimana menghidupkan dan mematikan tombol.

Kasus yang pernah terjadi seperti Brian Dugan, bersalah karena pemerkosaan brutal dan pembunuhan terhadap anak tujuh tahun, Jeanine Nicarico. Anak itu dibunuh pada 1983, meskipun Dugan dipenjara sampai 2009. Setelah itu ia dipenjara karena memperkosa beberapa kali dan membunuh dua orang lainnya, anak tujuh tahun yang lain dan seorang perawat 27 tahun yang ia culik sebelum memperkosa dan membunuhnya.

Dugan seperti tidak merasakan penyesalan terhadap setiap pembunuhan dan kejahatannya. Para ahli percaya hal ini dilakukan karena pelaku tidak mempunyai rasa empati yang dihubungkan dengan alasan ia melakukan perbuatan tersebut.

Penelitian Terbaru

Berdasarkan hasil penelitian terbaru, hasil scan otak dari pelaku kriminal yang diperlihatkan melalui video. Dalam riset itu, seseorang disakiti oleh orang lainnya, kemudian diberi pertanyaan tentang sakit yang dirasakan orang lain. Hanya dengan membayangkan bagaimana rasanya sakit yang diterima, area otak yang terkait dengan sakit menyala.

Peneliti menjelaskan bagaimana psikopat bisa tidak berperasaan sekaligus baik hati.

Tim penelitian mengusulkan bahwa dengan pelatihan yang tepat, kemungkinan bisa membantu psikopat mengaktifkan “tombol empati” mereka, yang bisa membawa mereka selangkah lebih dekat untuk dilakukan rehabilitasi.

Cermin Neuron

Kemampuan berempati terhadap orang lain, kemampuan menempatkan diri, merasakan berada di posisi orang lain, merupakan hal krusial bagi perkembangan pribadi guna merespon dengan pantas di setiap keadaan.

Pelaku kriminal dengan karakteristik psikopat bisa melakukan pengurangan kemampuan berempati terhadap orang lain, termasuk korbannya. Bukti menunjukkan mereka juga seringkali dibebaskan sebagai kriminal tanpa adanya pemeriksaan kondisi psikiatri.

Psikopat adalah gangguan kepribadian yang dicirikan kebaikan yang palsu, kebohongan patologis, dan kurangnya kemampuan menyesali.

Saat ini peneliti menemukan cara menanyakan reaksi empati pelaku kriminal, yang dikenal sebagai sistem cermin, menyiapkan cara yang akan digunakan sebagai kontrol. Tanpa diperintah, mereka akan menunjukkan aktivitas pengurangan di wilayah otak yang berhubungan dengan sakit.

Sistem cermin ini mengacu pada cermin neuron (sel saraf) dalam otak yang dikenal untuk mengaktifkan ketika kita menyaksikan saat seseorang melakukan tugas tertentu dan ketika kita yang melakukannya sendiri. Mereka akan berpikir memainkan peran vital dengan kemampuannya berempati pada orang lain.

Terapi Penyembuhan

Christian Keysers dari Universitas Groningen, Belanda, dan penulis senior penelitian, mengatakan hal ini bisa mengubah kesan yang terlihat dari pelaku kriminal psikopat.

Gagasan utama yang telah diketahui bahwa mereka individu yang tidak berperasaan, tidak bisa merasakan emosi mereka sendiri dan maka dari itu tidak bisa merasakan emosi yang dirasakan orang lain. Hal itu adalah sebuah kesalahan. Hal ini membuat sulit bagi mereka untuk memiliki perkembangan batin yang normal.

Penelitian ini tidaklah mudah. Mereka tidak kekurangan empati, tapi mereka memunculkannya. Saat mereka melakukan hal jahat, itu dimatikan.

Kenyataan bahwa mereka punya kemampuan menekan empati dengan menghidupkan dan mematikannya, setidaknya pada keadaan tertentu, bisa menjadi sisi positif, kata Profesor Keyser.

“Saat ini mereka menunjukkan bahwa mereka memiliki empati, meskipun hanya dalam keadaan tertentu. Kita bisa memberikan terapi untuk menyembuhkannya,” kata Profesor Keysers.

Tapi ia menjelaskan bahwa masih tersisa ketidakjelasan tentang bagaimana empati yang ditekan tersebut bisa ditransformasikan ke dalam bentuk empati spontan sebagaimana orang normal melakukannya.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home