Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 13:33 WIB | Selasa, 03 Desember 2013

Pelatih Paris Saint Germain Sebut Lyon Tidak Berbahaya

Pelatih PSG, Laurent Blanc (foto: uefa.com)

PARIS, SATUHARAPAN.COM – Pelatih Paris Saint Germain (PSG), Laurent Blanc mengatakan pola penyerangan yang diperagakan lawannya, Olympique Lyonnais (OL) tidak berbahaya seperti dulu lagi, yakni saat menjuarai Liga Prancis pada 2000 hingga 2009.

Blanc mengatakan pendapat tersebut setelah anak asuhnya membantai OL saat lanjutan pekan ke-15 Liga Prancis, pada Senin (2/12) dini hari WIB, di Stadion Parc de Princess, Paris.  

Ibrahimovic berhasil mengeksekusi dua kali penalti menjadi gol bagi PSG, ditambah lagi Edinson Cavani dan Thiago Silva menggenapkan kemenangan telak 4-0 PSG atas OL.

“OL tidak berbahaya seperti dulu lagi, masalahnya adalah mereka menguasai bola tetapi di lini depan mereka tumpul. Keuntungan bagi kami karena Cavani dan Ibrahimovic bermain sangat efektif, persis seperti yang saya instruksikan setiap pekan,” kata Blanc.

Blanc mengomentari bahwa di skuadnya saat ini tidak ada pemain asli Prancis saat melawan Lyon, sementara satu-satunya punggawa tim nasional Prancis, Blaise Matuidi didudukkan di bangku cadangan.

“Tidak apa-apa, biar saja kami tidak memiliki pemain Prancis hari ini (dua hari lalu), dan kami tetap solid sejauh ini. Saya tidak mau memaksakan Matuidi bermain karena dia lelah setelah menjalani partai playoff melawan Ukraina (dua pekan silam),” lanjut Blanc.

Ibrahimovic yang berhasil mencetak dua gol pada pertandingan dini hari kemarin mengatakan, dia dan rekan-rekannya seolah telah menyatu dari pertandingan ke pertandingan lainnya.

“Sepertinya setelah lebih dari dua musim dan beberapa bulan saya di sini, saya bisa mengatakan ada banyak peningkatan di rekan-rekan saya dan kerja sama semakin padu,” kata Ibrahimovic.

Ibrahimovic menilai bahwa kini setiap tim ingin meruntuhkan dominasi PSG selaku pimpinan klasemen, dan tantangan bagi klub lain menumbangkan pemilik rekor tidak terkalahkan di Liga Prancis 28 pertandingan adalah hasrat tersendiri.

“Saat ini tantangannya bagi kami adalah tekanan dari klub-klub lain, kami sadar kami berada pada posisi teratas, tim-tim lain berlomba-lomba ingin menghancurkan kesombongan peringkat pertama. Saat ini saya pikir kami harus selalu memaksakan diri berada di bawah tekanan, agar kami tetap tahan uji,” lanjut pemain internasional Swedia tersebut.

Sementara itu di kesempatan yang sama, pelatih OL Remi Garde menyatakan, PSG terlalu superior untuk berkompetisi di Liga Prancis, karena memiliki kelas jauh di atas tim-tim lainnya.

Garde mengatakan kekalahan anak buahnya karena OL kalah kualitas permainan dan efektivitas peluang. Garde menilai PSG telah memberikan pelajaran berharga kepada Lyon.

“Sungguh sulit menerima kenyataan ini, tapi itu sudah hasil yang adil. Kami diberikan pelajaran, dan itu seperti tendangan di kepala kami,” kata Garde.

Garde sadar kelemahan terbesar di anak buahnya, lini belakang OL keropos dan mudah ditembus Ibrahimovic, dan Cavani secara bergiliran.

“Kami bisa saja kalah dengan gol lebih banyak lagi. Kami membuat pekerjaan mereka menjadi lebih mudah, apalagi di sini (Stadion Parc des Princes, kandang PSG), banyak tim akan menderita pada musim ini. Kami tidak memiliki kelas yang setara dengan Paris,” tutup Garde. (psg.fr/soccerway.com)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home