Loading...
INDONESIA
Penulis: Melki Pangaribuan 00:09 WIB | Minggu, 21 Agustus 2016

Pemerintah akan Perkuat Diplomasi Maritim

Dalam ratas tersebut, Presiden juga menekankan pentingnya membangun kemampuan diplomasi maritim dan kekuatan di laut.
Presiden Joko Widodo (duduk bersebelahan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan) menggelar rapat terbatas di Hotel Inna Parapat, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, hari Sabtu (20/8). (Foto: Dok. BPMI)

PARAPAT, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo tiba di Parapat langsung menggelar rapat terbatas di Hotel Inna Parapat, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, hari Sabtu (20/8).

Rapat terbatas kali ini membahas tentang Percepatan Implementasi Poros Maritim. "Hampir dua tahun kita berbicara masalah poros maritim dan sampai saat ini, saya kira implementasinya ada yang sudah berjalan tapi banyak yang belum," kata Presiden Jokowi ketika memberikan pengantar.

Jokowi mengatakan sebagai sebuah negara yang dua pertiga wilayahnya adalah laut, Indonesia harus dapat memanfaatkan kondisi tersebut.

"Kita harus manfaatkan posisi strategis Indonesia yang terletak berbatasan di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik," kata Presiden.

Lokasi geostrategis ini, lanjut Presiden, harus dimanfaatkan dengan membangun pengembangan pelabuhan yang ada.

"Kemudian kita juga harus beri prioritas pada infrastruktur, konektivitas antar pulau, konektivitas maritim dengan membangun tol laut," kata Jokowi.

Presiden berharap agar dilakukan perhatian terhadap pembangunan yang berkaitan dengan sea port ,  deep seaport, logistik, industri perkapalan dan pengolahan ikan. 

"Saya berharap pengolahan laut di sepanjang pantai terutama yang berbatasan dengan Selat Malaka, Batam, Medan, Sumut, bisa betul-betul kita kembangkan menjadi pelabuhan kelas dunia," kata Jokowi.

Berikan Kesejahteraan Rakyat

Lebih lanjut, Presiden mengatakan kesejahteraan rakyat juga menjadi perhatian di mana kekayaan laut Indonesia harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

"Pemanfaatan kekayaan laut kita untuk kesejahteraan rakyat," kata Jokowi.

Presiden mengatakan aktivitas di laut mencakup banyak sektor, yakni perhubungan laut, maritim, industri perikananan, wisata bahari, energi sumber daya mineral yang berkaitan dengan kekayaan sumber laut dan pariwisata kelautan.

"Saya kira banyak yang bisa kita kembangkan," kata Jokowi.

Perkuat Diplomasi Maritim

Dalam ratas tersebut, Presiden juga menekankan pentingnya membangun kemampuan diplomasi maritim dan kekuatan di laut.

"Kita tidak bisa mengabaikan penerapan diplomasi dan kekuatan maritim kita dalam rangka menghadapi ancaman di laut, bukan hanya  illegal fishing tapi juga perusakan ekosistem laut," kata Jokowi.

Presiden mengingatkan banyaknya masalah yang terjadi pada perairan Indonesia untuk segera diatasi.

"Laut sering digunakan untuk penyelundupan narkoba, perdagangan manusia, lalu lintas imigran gelap dan konflik perebutan sumber daya,” kata Jokowi.

Turut hadir dalam rapat tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Kemudian Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri PAN & RB Asman Abnur, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, dan Ketua Bekraf Triawan Munaf. (Setpres)

 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home