Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 08:35 WIB | Sabtu, 14 Mei 2016

Pemprov DKI akan Hati-hati Garap Pasar Ikan

Ilustrasi. Pengerjaan pascapenertiban Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, hari Senin (11/4). (Foto: beritajakarta.com/John Syah Putra Kaban)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan akan berhati-hati saat menggarap wilayah Pasar Ikan karena di wilayah tersebut ada bangunan benda bersejarah peninggalan zaman Belanda yang harus diselamatkan.

“Kita lagi hati-hati merapikan itu. Karena waktu penggalian alat berat ditemukan banyak sekali situs, bukti-bukti benteng lama. Termasuk pintu-pintu, jembatan, nah itu kita mau minta arkeolog turun, ngerapihin,” kata dia di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, hari Jumat (13/5).

Rencananya, penataan dilakukan untuk mengembalikan kawasan tersebut seperti zaman Belanda. Kawasan itu sebelumnya dijadikan gudang oleh VOC. Untuk mengembalikan kawasan, warga yang menduduki lahan telah direlokasi ke rumah susun (rusun) di Rawa Bebek dan Rusun Marunda.

Sementara itu, Kepala Dinas Tata Air Teguh Hendarwan mengungkapkan Budi Lim, salah satu arkeolog dari Universitas Indonesia (UI) mengatakan benteng Bastion yang berdiri sejak tahun 1600 itu mengelilingi Kali Pakin, Kali Besar, dan masuk ke kolam air Pasar Ikan.

Secara teknis, Teguh menyatakan alat berat yang dikerahkan untuk merapikan area Pasar Ikan sebenarnya selalu bekerja dengan konsep dua kali pergantian petugas yaitu dari jam 07.00-14.00 WIB dan 14.00-22.00 WIB.

Namun, pengerjaan tersebut akhirnya harus terhenti di zona dua yang meliputi RT 01, 012 RW 04 karena kondisi keamanan tidak stabil dan butuh pendampingan dari pihak keamanan. Akhirnya, pihaknya fokus di zona satu yang dekat dengan Museum Bahari.

Teguh mengatakan di wilayah tersebut ada posko tiga pilar yang meliputi TNI, polisi, dan lurah. Namun, petugas tidak pernah ada di posko tersebut sehingga petugas dari Dinas Tata Air yang akan melakukan pengurukan mengalami kendala keamanan.

“Saya sih bilang kalau pendampingan itu kan ada posko tiga pilar. Ada polisi, TNI, dan Satpol lurah, poskonya di sana ada. Tapi orangnya enggak ada. Sekarang kita (Dinas Tata Air) doang yang nongkrong,” kata dia.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home