Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 07:04 WIB | Jumat, 18 November 2016

Pemuda Indonesia Harus Bersatu, Jangan Mudah Terprovokasi

Panglima TNI Gatot Nurmantyo kepada awak media di aula kampus Universitas Kristen Indonesia (UKI), Jl. Mayjen Sutoyo No. 2, Cawang, Jakarta Timur, hari Kamis (17/11). (Foto: Puspen TNI)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pemuda Indonesia harus bersatu, jangan mudah terprovokasi dan terpecah belah serta terhasut oleh kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab dengan tujuan ingin memecah belah bangsa Indonesia.

Demikian dikatakan Panglima TNI  Gatot Nurmantyo kepada awak media di aula Universitas Kristen Indonesia (UKI), Jl. Mayjen Sutoyo No. 2, Cawang, Jakarta Timur, hari Kamis (17/11).

“Mari kita bangkit bersama dan bersatu padu demi kejayaan Indonesia yang kita cintai bersama,” kata dia,. 

Panglima TNI juga mengatakan bahwa, bangsa Indonesia dapat merdeka karena pemudanya bersatu, saling bahu membahu, bergotong-royong dan meninggalkan segala egonya masing-masing bersama seluruh lapisan masyarakat berjuang dalam meraih kemerdekaan Indonesia.

“Mahasiswa sebagai tulang punggung dan pemersatu bangsa berjuang demi mencapai cita-cita kemerdekaan Indonesia,” kata dia

“Kita akan menjadi bangsa pemenang, kuncinya adalah kita harus merawat Kebhinneka Tunggal Ikaan yang merupakan Central of Gravity bangsa Indonesia,” kata dia.

Menghadapi kompetisi global saat ini, Panglima TNI mengajak seluruh komponen bangsa agar memahami situasi dan mewaspadai kompetisi tersebut. Menurutnya, saat ini hidup dalam kompetisi global, di mana hal tersebut akan berdampak terhadap negara Indonesia karena memiliki sumber daya alam yang melimpah.

“Indonesia merupakan tempat harapan hidup masa depan bagi semua bangsa,” kata dia.

Sementara itu, Panglima TNI dalam kuliah umumnya dihadapan 1.300 mahasiswa/mahasiswi UKI, dengan tema “Mari Teladani Semangat Juang Pahlawan Kemerdekaan Menuju Indonesia Sebagai Bangsa Pemenang” menyampaikan bahwa ancaman nyata yang dihadapi bangsa Indonesia, yaitu proxy war yang dilakukan oleh negara-negara lain yang menginginkan kekayaan alam Indonesia, sehingga perlu diwaspadai.

“Indonesia sebagai negara equator yang sangat kaya akan sumber daya alam adalah warning yang perlu diwaspadai dan menjadi kekhawatiran bangsa Indonesia di masa yang akan datang,” kata dia.

Terkait aksi terorisme di Indonesia, Panglima TNI menegaskan bahwa pemberantasan aksi terorisme di Indonesia, diperlukan landasan konstitusional yang menjadi dasar dalam mengambil langkah preventif untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan negara dari bahaya terorisme.

Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI menjelaskan bahwa ada enam perspektif ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia di masa depan yaitu, menipisnya cadangan minyak dunia; meningkatnya jumlah penduduk dunia; berkurangnya sumber pangan, air dan energi; masalah terorisme; meningkatnya penyalahgunaan narkoba; dan persaingan ekonomi global yang ketat.

“Apabila perspektif ancaman bangsa Indonesia di masa depan tidak dikelola dengan baik, maka bangsa Indonesia bisa bernasib sama seperti beberapa negara Arab Spring yang mengalami konflik atau perang saudara,” kata dia.

Turut hadir pada acara tersebut diantaranya, Asintel Panglima TNI Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono, S.I.P., Aspers Panglima TNI Marsda TNI Bambang Samoedro, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Wiyarto, S.Sos, Askomlek Panglima TNI Marsda TNI Bonar H. Hutagaol, Pangdam Jaya Mayjen TNI Teddy Lhaksmana, dan Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto, S.Sos., M.Si., serta Rektor UKI Dr. Maruarar Siahaan. (PR)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home