Loading...
FOTO
Penulis: Reporter Satuharapan 08:31 WIB | Rabu, 10 Agustus 2016

Pengacara di Pakistan Boikot Proses Peradilan Pascaserangan

Pengacara di Pakistan Boikot Proses Peradilan Pascaserangan
Para pengacara Pakistan melakukan salat ghaib untuk rekan mereka sehari setelah peristiwa bom bunuh diri di Rumah Sakit Umum di Quetta, Islamabad pada 9 Agustus 2016. (Foto-foto: AFP)
Pengacara di Pakistan Boikot Proses Peradilan Pascaserangan
Tentara Pakistan berpatroli di jalanan sehari setelah serangan bom bunuh diri di Rumah Sakit Sipil di Quetta, 9 Agustus 2016. Para pengacara ternama Pakistan serta para pekerja hukum lainnya mengatakan mereka akan memboikot persidangan di negara itu pada 9 Agustus sebagai bentuk protes atas serangan yang menewaskan 70 orang di Balochistan.
Pengacara di Pakistan Boikot Proses Peradilan Pascaserangan
Pengacara dan para awak media mengangkat tempat tidur untuk memindahkan jasad seorang kamerawan setelah bom meledak di rumah sakit pemerintah di Quetta, 8 Agustus 2016. Sedikitnya 70 orang tewas dan ratusan lainnya terluka setelah sebuah ledakan menghantam rumah sakit utama di kota Quetta, Pakistan.
Pengacara di Pakistan Boikot Proses Peradilan Pascaserangan
Relawan mengangkut seorang pria terluka dari tempat kejadian ledakan bom di luar sebuah rumah sakit di Quetta, Pakistan 8 Agustus 2016. (Foto: reuters.com)

QUETTA, SATUHARAPAN.COM - Sejumlah pengacara ternama di Pakistan, mengatakan akan memboikot proses peradilan di sebagian besar negara itu dalam protes yang disampaikan setelah serangan bom bunuh diri yang menewaskan 70 orang di Balochistan. Sebagian besar korban berasal dari orang-orang yang berprofesi di bidang hukum.

Serangan pada hari Senin (8/8) di sebuah rumah sakit di kota barat daya, Quetta, adalah salah satu serangan paling mematikan dalam perjuangan panjang negara itu melawan militansi.

Amaq, media terkait ISIS mengatakan bahwa gerakan Negara Islam (IS/ISIS)di Timur Tengah berada di balik aksi kejam tersebut. Sementara itu Jamaat-ur-Ahrar, sebuah faksi dari kelompok militan Islam Taliban Pakistan, sebelumnya mengaku yang melakukan serangan bom bunuh diri itu.

Ledakan terjadi saat sekitar 200 pengacara bersama dengan jurnalis berkumpul di Rumah Sakit Sipil untuk berkabung atas penembakan mematikan terharap seorang pengacara provinsi ternama.

“Pengacara di seluruh negara ini akan memboikot proses peradilan pada Selasa sebagai bentuk protes atas pembunuhan pengacara di Quetta kemarin,” ungkap pernyataan dari Pakistan Bar Council, hari Selasa (9/8), seraya menambahkan bahwa dewan provinsi dan distrik akan mengikuti langkah tersebut.

Juru bicara pemerintah Balochistan Anwar ul Haq Kakar mengatakan beberapa sekolah di provinsi itu juga akan ditutup pada Selasa “untuk berkabung terhadap korban serangan.”

Acara pemakaman sudah digelar untuk banyak korban, katanya.

“Mereka yang tinggal di dalam dan dekat Kota Quetta sudah memakamkan orang-orang yang mereka cintai, sementara mereka yang dari jauh akan dimakamkan hari ini,” katanya kepada AFP.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home