Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 20:27 WIB | Kamis, 26 Maret 2015

Penyair Ditangkap Polisi Dituduh Pencemaran Nama Baik

Saut Situmorang. (Foto: photobucket.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Penyair Saut Situmorang digelandang aparat Kepolisian Jakarta Timur. Saut didatangi tiga orang polisi di rumahnya di Kampung Danunegaran, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta.

Saut akan diperiksa polisi sebagai saksi atas kasus pencemaran nama baik di sebuah media sosial Facebook terkait buku 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh. Pelapor Fatin Hamama, penyair perempuan.

“Kalau diperiksa sebagai saksi, bisa dilakukan di sini,” kata Saut kepada wartawan, Kamis (26/3/)siang.

Saut yakin kasus yang menyeret dirinya tidak hanya akan berhenti pada status hukum sebagai saksi saja. Status hukum sebagai saksi menurutnya bisa saja naik usai diperiksa polisi di Polres Jaktim. Saut dibawa siang tadi dari Yogyakarta ke Jakarta oleh Polres Jaktim. Saat ini masih dalam perjalanan.

“Ya itu kan bahasa polisi. Kalau saksi kenapa tidak di sini saja dia interograsi segala macam. Kok, sibuk ngirim tiga orang kemari,” kata Saut.

Sebelumnya Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin pada Jumat (3/1/14) mengumumkan 33 tokoh sastra paling berpengaruh di Indonesia sejak tahun 1900 hingga kini. Pekerjaan menyeleksi 33 tokoh sastra tersebut dilakukan oleh Tim 8, dan hasil selengkapnya diterbitkan dalam bentuk buku oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) dengan judul 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh. Buku tersebut diluncurkan ke publik pada hari ini.

Kepala Pelaksana Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Aryany Isna Murti menyerahkan buku kepada Denny JA, salah satu dari 33 tokoh sastra Indonesia paling berpengaruh pilihan Tim 8, pada acara peluncuran dan diskusi buku di Jakarta. Buku ini karya paling komprehensif tentang sejarah sastra Indonesia modern yang pernah dihasilkan oleh penulis-penulis Indonesia.

Dikatai Bajingan

Fatin mengatakan, dia akhirnya melaporkan Saut atas komentar 'bajingan' pada postingan Iwan Soekri di dinding grup Facebook 'Anti Pembodohan Buku 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh'. Di dinding itu, Iwan menyampaikan bahwa dia baru saja menjalani pemeriksaan di Polres Jakarta Timur atas laporan Fatin.

“Dia (Saut) komentar 'jangan mau berdamai dengan bajingan',” kata Fatin, Jumat (17/10/14).

Fatin lupa kapan tepatnya dia melaporkan Saut ke Polres Jakarta Timur. Namun dia ingat betul melaporkan pentolan kelompok sastrawan Boemipoetra itu atas tuduhan penistaan dan pencemaran nama baik. “Itu satu pasal dalam undang-undang ITE,” kata Fatin.

Fatin mengatakan, dia sebenarnya menghormati kebebasan orang untuk berekspresi. “Tapi kan tidak bisa juga semena-mena, ini ada cacian, apalagi di media sosial. Orang tidak berhak mengumpat orang sesukanya,” kata Fatin.

“Apakah pantas seorang sastrawan mencaci maki orang lain?” kata Fatin lagi.

Sebelumnya, pada 16 April 2014, Fatin sudah melaporkan Iwan Soekri, juga atas tuduhan pencemaran nama baik di media sosial. Fatin keberatan disebut 'penipu' oleh Iwan di dinding grup Facebook 'Anti Pembodohan Buku 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh'.

Sebelumnya Sutan Iwan Soekri Munaf adalah nama pena dari Sutan Roedy Irawan Syafrullah. Pria kelahiran Medan 4 Desember 1957 ini adalah seorang penyair, pernah menjadi wartawan, novelis, cerpenis. Dia dikenal sebagai salah satu sastrawan penentang terbitnya buku '33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh'.

Sementara itu Saut Situmorang adalah seorang penulis, puisi, cerita pendek dan esai asal Indonesia. Penentang terbitnya buku '33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh' itu pernah tinggal selama 11 tahun (1989-2000) di Selandia Baru, negara tempat dia menempuh studi di Victoria University of Wellington dan University of Auckland.

Puisinya pernah mendapat penghargaan oleh Universitas Victoria pada 1992 dan di Auckland University pada tahun 1997. Dia menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Karya-karyanya diterbitkan di Indonesia, Selandia Baru dan Australia. Koleksi puisinya dalam bahasa Indonesia antara lain Saut Kecil Bicara Pada Tuhan (2003) dan Catatan subversif (2004). (berbagai sumber)

Baca juga:

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home