Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 23:05 WIB | Sabtu, 15 Februari 2014

Perundingan di Jenewa Tanpa Kemajuan, Brahimi Minta Maaf pada Rakyat Suriah

Wakil Khusus Gabungan PBB dan Liga Arab, Lakhdar Brahimi, minta maaf pada rakyat Suriah. (Foto: un.org)

JENEWA, SATUHARAPAN.COM –Mediator perundingan damai Suriah, Lakhdar Brahimi, meminta maaf pada rakyat Suriah setelah pembicaraan damai di Jenewa berakhir tanpa membuat kemajuan.

Dia telah memimpin diskusi akhir dengan kedua belah pihak yang berperang di Suriah pada pertemuan di Jenewa dalam upaya terakhir untuk memecahkan kebuntuan antara pemerintah Suriah dan oposisi, hari Sabtu (15/2).

Brahimi yang merupakan Wakil Khusus Gabungan PBB dan Liga Arab untuk Suriah mengatakan bahwa titik pangkal perbedaan yang membuat pembicaraan tanpa hasil adalah penolakan pemerintah untuk berbicara tentang badan transisi untuk pemerintahan negara itu.

Sejauh ini belum ada tanggal yang ditetapkan untuk putaran ketiga pembicaraan di antara kedua pihak. Perundingan sebenarnya dimaksudkan untuk mengakhiri perang saudara selama hampir tiga tahun sejak Maret 2011 yang membunuh lebih dari 136.000 orang, dan 9,5 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Muncul Kecurigaan

Diskusi pada hari Sabtu pagi berlangsung hanya 27 menit, setelah itu Brahimi muncul dan tampak lelah untuk menemui wartawan, seperti dilaporkan BBC. Brahimi meminta maaf kepada rakyat Suriah, mengakui bahwa pembicaraan "tidak banyak memberi hasil".

Meskipun kedua belah pihak telah menyepakati agenda pembicaraan selanjutnya secara bulat, Brahimi mengatakan bahwa pemerintah menolak saran untuk memulai hari pertama fokus pada memerangi kekerasan dan terorisme, dan hari kedua membahas pemerintahan transisi.

Brahimi mengatakan bahwa sikap pemerintah "menimbulkan kecurigaan oposisi bahwa pemerintah tidak ingin membahas (pemerintahan transisi) sama sekali".

Dia mengatakan berharap bahwa ketika pemerintah berbicara tentang pelaksanaan komunike Jenewa 2012 untuk penyelesaian politik "yang berarti badan transisi, menjalankan kekuasaan eksekutif penuh, dan akan menjadi tujuan utama".

Tapi kepala perunding pemerintah, Bashar Al-Jaafari, menekankan bahwa terorisme, kekerasan dan pemberontak harus dibahas secara penuh tahap pertama.

Sementara juru bicara oposisi, Louay Safi, bersikeras diskusi tentang pemerintahan transisi tanpa Presiden Bashar Al-Assad. Dan usul ini ditolak pemerintah. "Sebuah babak ketiga tanpa berbicara tentang transisi akan membuang-buang waktu," kata Safi.

Brahimi mengatakan bahwa kedua pihak perlu "untuk kembali ke basis mereka" untuk konsultasi dan untuk berpikir tentang apakah mereka ingin proses dilanjutkan atau tidak.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home