Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 12:33 WIB | Senin, 29 Agustus 2016

Perundingan Perdagangan Bebas UE-AS Buntu

Wakil kanselir dan menteri ekonomi Jerman, Sigmar Gabriel (Foto: zeit.de)

BERLIN, SATUHARAPAN.COM - Wakil kanselir dan menteri ekonomi Jerman Sigmar Gabriel mengatakan pada Minggu (28/08) bahwa negosiasi mengenai perdagangan bebas antara Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) mandek.

“Pembicaraan dengan Amerika Serikat secara de facto gagal karena kami orang Eropa tentunya tidak boleh tunduk pada tuntutan Amerika,” katanya kepada lembaga penyiaran publik ZDF. “Negosiasi macet.”

Negosiator dari AS dan UE sedang berdiskusi untuk menuntaskan usulan Transatlantic Trade and Investment Partnership (TTIP) yang akan menciptakan kawasan perdagangan bebas terbesar di dunia.

Namun, negosiasi mandek terkait persyaratan kesepakatan serta keputusan mengejutkan Inggris untuk keluar dari UE dan meningkatkan penentangan atas perjanjian itu di Prancis dan Jerman.

Kemunduran itu menimbulkan keraguan besar bahwa kesepakatan tersebut bisa tercapai pada akhir tahun sesuai target.

Aktivis yang menentang TTP sejak negosiasi dimulai pada 2013 mengatakan perjanjian itu hanya menguntungkan perusahaan multinasional dan merugikan konsumen.

Perdana Menteri Prancis Manuel Valls mengatakan “mustahil” bagi kedua pihak untuk merampungkan negosiasi mengenai kesepakatan perdagangan pada akhir 2016.

Di belakang layar, para diplomat tinggi mengatakan kepada AFP pembicaraan kemungkinan akan ditangguhkan sampai setelah pemilihan presiden AS pada November serta pemilihan umum di Prancis dan Jerman tahun depan.

Dalam wawancara pada Minggu, Gabriel lebih optimistis mengenai perjanjian perdagangan bebas Kanada-UE, yang dia sebut “kemajuan besar,” menambahkan dia akan berjuang untuk ratifikasinya.

Kesepakatan yang dikenal sebagai CETA tersebut secara resmi disepakati pada 2014 dan membutuhkan persetujuan dari 28 negara anggota UE dan Parlemen Eropa.(Ant/AFP)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home