Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 08:49 WIB | Sabtu, 01 Februari 2014

Piala Dunia 2014: Swiss Bakal Mengejutkan

Piala Dunia 2014: Swiss Bakal Mengejutkan
Ilustrasi kesebelasan nasional Swiss. (foto dari football.ch)
Piala Dunia 2014: Swiss Bakal Mengejutkan
Ottmar Hitzfeld. (foto dari mtnfootball.com)
Piala Dunia 2014: Swiss Bakal Mengejutkan
Swiss diunggulkan di Grup E.

SATUHARAPAN.COM – Sebuah negara yang terletak tepat di jantung Eropa ini memiliki catatan yang cukup fantastis sebagai bekal menuju Piala Dunia 2014 di Brasil. Swiss dinyatakan lolos pada (16/10/2013) dengan status juara Grup E Kualifikasi Piala Dunia  Zona Eropa.

Swiss lolos sebagai pemuncak Grup E dengan sepuluh kali main, tujuh kali menang, tiga kali seri tanpa sekali pun menderita kekalahan.

Catatan pada kualifikasi Zona Eropa tersebut tidak diraih dengan mudah oleh anak-anak asuhan pelatih, Ottmar Hitzfeld tersebut, pelatih Ottmar Hitzfeld menyemangati anak buahnya hingga ke posisi puncak grup E saat partai dua partai awal kualifikasi dengan atas Slovenia dan Albania, tapi hanya bermian imbang saat melawan salah satu langganan Piala Dunia, Norwegia. Selanjutnya Swiss meraih kemenangan 2-0 atas Islandia sebelum terhadang imbang melawan Siprus.

Naik turun dialami anak buah Ottmar Hitzfeld setelah sukses kemenangan pada pertandingan sebelumnya atas Islandia, mereka malah gagal mengatasi Siprus, dan hanya bermain imbang tanpa gol, sama halnya dengan saat mereka gagal mengulangi kesuksesan mengalahkan Islandia, malah mereka meraih hasil imbang menakjubkan dengan skor 4-4.

Tidak ada lagi kegagalan pada tiga pertandingan terakhir mereka, mereka berhasil meraih kemenangan 2-0 atas Norwegia, Albania 1-0, dan atas Slovenia juga dengan 1-0.

Pada Grup E Swiss layak sebagai unggulan yang dinilai akan merepotkan juara Piala Dunia 1998, Prancis karena dari keempat negara peserta Grup E, hanya Swiss yang berstatus juara grup saat menjalani kualifikasi tanpa terkalahkan. Sementara Honduras lolos ke Piala Dunia 2014 menempati peringkat ketiga zona Concacaf (Amerika Tengah, Utara dan Kepulauan Karibia), sedangkan Ekuador menempati peringkat keempat Zona Conmebol (Amerika Selatan).

Partisipasi Swiss pada Piala Dunia

Swiss tercatat sembilan kali masuk putaran final Piala Dunia (1934, 1938, 1950, 1954, 1962, 1966, 1994 , 2006 dan 2010 ). Namun, penampilan terbaik Swiss adalah mencapai perempat final pada penyelenggaran Piala Dunia 50 tahun yang lalu, pada 1954 di kandang sendiri.

Prestasi terhebat lainnya adalah Swiss mencapai babak 16 besar pada Piala Dunia 1994 dan 2006.

Catatan penting pada Piala Dunia sebelumnya di Afrika Selatan, Swiss mengalahkan Spanyol pada partai pembukaan grup, akan tetapi mereka langsung tersingkir sebagai juru kunci penyisihan grup. Pada Piala Dunia 2010, Spanyol tampil sebagai juara.

Pada Piala Dunia 2014 mendatang Swiss akan mengawali pertandingan di penyisihan Grup E pada (15/6) menghadapi Ekuador di Stadion Nasional, di kota Brasilia. Selanjutnya pada (20/6) Swiss akan menghadapi Prancis di Stadion Arena Fonte Nova, di kota Salvador. Kemudian pada (25/6) Swiss akan bertemu dengan Honduras di Stadion Arena Amazona, di kota Manaus.

Pelatih Swiss, Ottmar Hitzfeld

Ottmar Hitzfeld merupakan peracik strategi di balik kesuksesan tim pegunungan Alpen meraih sukses saat Swiss menjalani pertandingan Grup E Kualifikasi Piala Dunia 2014.

Pelatih kelahiran Baden-Wurttemberg, Jerman ini datang dengan segudang pengalaman sebagai mantan pelatih dua klub raksasa Jerman, Borussia Dortmund dan Bayern Munchen. Akan tetapi racikan strateginya juga pernah diterapkan ke klub Liga Sepakbola Swiss Grasshopper Zürich.

Saat melatih Grasshopper, Hitzfeld dinilai para pengamat sepakbola Swiss sebagai pelatih klub paling sukses, karena berhasil menghantar Grasshopper meraih juara liga dan Piala Swiss pada 1990, sebelum mempertahankan gelar yang sama setahun kemudian.

Ketika Hitzfeld pindah ke Jerman untuk mengambil kendali Borussia Dortmund pada tahun 1991, Hitzfeld membantu Dortmund memenangkan gelar Bundesliga tiga kali berturut-turut dan satu trofi Liga Champions Eropa untuk pertama kalinya, kemenangan pada partai puncak tersebut membuat Hitzfeld memperoleh penghargaan Coach of The Year dari UEFA (Asosiasi Sepak Bola Eropa).

Setelah musim sebagai direktur olahraga Dortmund, Hitzfeld membuat langkah kontroversial karena menyanggupi melatih rival Borussia Dortmund, Bayern Munchen. Prestasi terbaiknya adalah dalam tujuh musim bersama Bayern, memenangi empat gelar liga, dua Piala Jerman dan Juara Liga Champions untuk keempat kalinya, dan dia meraih lagi penghargaan Coach of the Year untuk kedua kalinya.

Hitzfeld memutuskan mengambil alih tim nasional Swiss tak lama setelah Kejuaraan Piala Eropa 2008. Hitzfeld oleh sebagian besar pengamat sepak bola Swiss dianggap sebagai jaminan untuk lolos ke Piala Dunia 2010, kala itu, kalah hanya satu dari sepuluh laga kualifikasi, dan Swiss mulai turnamen di Afrika Selatan luar biasa, dengan kejutan kemenangan 1-0 atas juara bertahan Eropa Spanyol. Namun, pembukaan kemenangan euforia berumur pendek sebagai kekalahan 0-1 atas Chili imbang 0-0 dengan Honduras berarti Swiss harus angkat koper terlebih dahulu.

Hitzfeld sempat menuai kritik dari jurnalis olahraga Swiss pasca kegagalan tim nasional Swiss lolos ke Piala Eropa 2012, muncul beberapa hal yang mengganjal apakah Hitzfeld cocok untuk tim internasional Swiss, tetapi Hitzfeld pantan menyerah dengan kritik tersebut, dia tidak berusaha menghindar dari tantangan, akan tetapi dia tegas membukukan bahwa Swiss layak bertanding di Brazil 2014, sekaligus mencatatkan rekor kualifikasi Piala Dunia tanpa terkalahkan.

Hasil Kombinasi Hitzfeld di Tim Nasional Swiss

Hitzfeld telah berhasil mengkombinasikan pemain seperti Haris Seferovic (bermain di Real Sociedad, Spanyol) dan Granit Xhaka dari tim Swiss usia 17 tahun (U-17), kebetulan keduanya merupakan andalan ujung tombak saat Swiss juara dunia U-17 pada 2009 silam.

Hitzfeld berhasil memberikan perpaduan yang seimbang dari pemuda dan pengalaman bagi ti Swiss. Kemenangan Jerman dan Brazil dalam pertandingan persahabatan jelang Piala Dunia 2014 ini adalah bukti bahwa Swiss mampu mengalahkan siapa pun, dan sejauh ini mereka hanya menderita empat kekalahan di 29 pertandingan internasional terakhir mereka adalah bukti tekad dan kemajuan mereka.

Hitzfeld tahu bagaimana harapan petinggi sebuah klub, sekaligus menjembatani antara keinginan negara dengan para pendukung.

Akan tetapi setelah piala dunia, Hitzfeld menyatakan akan berhenti dari aktivitas sepak bola, dalam sebuah konferensi pers tiga pekan silam.

“Setelah Piala Dunia di Brasil, saya akan berusia 65 tahun, setelah 30 tahun di dunia kekuatan menguras sepak bola, kini tiba waktu untuk berhenti,” kata Hitzfeld.

Para pemain Penting Swiss

Ada kualitas tidak diragukan lagi di seluruh sisi, dimulai dengan kiper Diego Benaglio, yang sukses sebagai pilihan pertama di VfL Wolfsburg (Jerman). Kombinasi pemain berpengalaman seperti Tranquillo Barnetta (bermain di Frankfurt, Jerman), Gokhan Inler (Napoli, Italia) dan Philippe Senderos (Fulham, Inggris), dengan para pemain yang berusia muda seperti Xherdan Shaqiri (Bayern Munchen, Jerman), Fabian Schar (FC Basel, Swiss), Granit Xhaka (Monchengladbach, Jerman) dan Valentin Stocker (FC Basel), telah membuahkan hasil saat kualifikasi, dan Ottmar Hitzfeld diyakini akan menjaga keras komposisi ini hingga Brasil 2014 Juni nanti.

Prakiraan Skuad Piala Dunia

Penjaga Gawang: D. Benaglio, Y. Sommer,  M. Wölfli.

Bek: M. Lang,  F. Schär, P. Senderos, S. von Bergen, R. Ziegler.

Gelandang: T. Barnetta, B. Džemaili, G. Fernandes, G. İnler, P. Kasami, F. Lustenberger, V. Stocker, G. Xhaka.

Penyerang: J. Drmic, M. Gavranović, A. Mehmedi, H. Seferovic.

(fifa.com/ espnfc.com/ soccerway.com/ independent.co.uk)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home