Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 13:41 WIB | Rabu, 08 Juni 2016

Posisi Al-Assad Diperkirakan Menguat

Presiden Suriah, Bashar Al-Assad, ketika pidato pertama pada anggota parlemen hasil pemilihan umum April 2016, hari Selasa (7/6). Pemilu itu dianggap palsu oleh dunia internasional. (Foto: dari SANA)

DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM – Presiden Suriah, Bashar Al-Assad, diperkirakan menguat posisinya pada pembicaraan perdamaian yang disponsori PBB, yang terlihat dalam pidato pertamanya pada parlemen Suriah pada Selasa (7/6).

Dalam pidatonya dia mengatakan, "Kami tidak akan menyetujui setiap topik di luar pernyataan dari prinsip-prinsip kita yang disampaikan kepada PBB. Kami hanya tidak akan menerimanya," kata Al-Assad kepada anggota parlemen.

Dokumen yang diajukan oleh delegasi pemerintah menekankan bahwa Suriah akan diperintah oleh "pemerintahan persatuan,"  bukan "badan transisi" tanpa Al-Assad seperti yang disebut oleh pihak oposisi.

Al-Assad mengatakan dia tidak menerima tanggapan dari PBB mengenai pernyataan ini bahwa di mata pemerintah, "negosiasi belum benar-benar dimulai."

Dia mengatakan kepada anggota parlemen untuk pertama kalinya sejak pemilihan umum bulan April di daerah yang dikuasai pemerintah yangoleh internasional dinilai sebagai pemilihan umum palsu.

"Orang-orang Suriah mengejutkan dunia lagi dengan jumlah pemilih yang belum pernah terjadi sebelumnya... dan jumlah calon yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Al-Assad seperti dikutip kantor berita resmi, SANA.

Konflik Suriah dimulai pada 2011 dengan protes yang menyerukan agar Al-Assad untuk mundur, namun kemudian menjadi konflik berdarah. Beberapa putaran pembicaraan damai yang didukung PBB telah gagal mengakhiri perang saudara yang kompleks yang telah berlangsung lima tahun lebih.

Pada bulan Februari, Amerika Serikat dan Rusia, sekutu rezim Suriah, menengahi upaya gencatan senjata antara pasukan pemerintah dan pemberontak non-jihadis dalam upaya untuk meningkatkan perundingan perdamaian.

Namun, kata Al-Assad, gencatan senjata memungkinkan angkatan bersenjata Suriah untuk fokus upaya utama termasuk pembebasan kota bersejarah Palmyra. Pasukan rezim yang didukung oleh Rusia mengusir Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS atau ISIS) pada bulan Maret.

"Seperti kita membebaskan Palmyra, jadi kita akan membebaskan setiap inci wilayah Suriah... kita tidak punya pilihan selain menang," katanya disambut tepuk tangan anggota parlemen.

Pidato terakhir Al-Assad di depan angota parlemen pada bulan Juni 2012, setelah pemilihan umum pada bulan Mei tahun itu.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home