Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 08:48 WIB | Jumat, 25 September 2015

Presiden Jokowi Minta Kanalisasi Atasi Kebakaran Hutan

Presiden Jokowi berdiskusi mengenai kebakaran hutan di Pulang Pisau, Kalteng, Kamis (24/9). (Foto: setkab.go.id)

PULANG PISANG, KALTENG, SATUHARAPAN.COM  - Seusai melaksanakan salat Idul Adha di Masjid Al Karomah, Martapara, Kalimantan Selatan (Kalsel), Kamis (24/9), Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung meninjau titik api atau hotspot di Desa Henda, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng) pada Kamis (24/9) siang. Presiden Jokowi dan rombongan langsung meninjau lokasi hutan yang masih terbakar.

Awalnya, Presiden Jokowi meninjau ke dalam hutan hanya bersama Bupati Pulang Pisau selama kurang lebih 15 menit. Kemudian Presiden kembali ke pinggir hutan, untuk mengajak Menko Polhukam Luhut Panjaitan, Menteri Lingkungan Hutan dan Kehutanan Siti Nurbaya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti.

Kepada wartawan, Presiden Jokowi mengakui jika kabut di Pulang Pisau semakin pekat, karena memang di kanan kiri semua terbakar.  “Kita harus sampaikan apa adanya, ini yang banyak adalah lahan gambut,” kata Presiden Jokowi.

Presiden menegaskan, kunci mengatasi kebakaran hutan dan lahan di Kalteng ada di kanal, kanalisasi yang memang harus dikejar. Untuk itu, Presiden Jokowi mengaku telah memberikan perintah ke BNPB, ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan agar dibuat kanalnya secepat-cepatnya, dan nantinya akan dikerjakan Zeni (TNI AD) yang mobilisasinya cepat.

“Kalau nggak seperti itu, nanti tidak akan rampung-rampung masalahnya. Tadi sudah di kabupaten Pulang Pisau saja 1900 hektar, yang kita lihat. Kalau tidak segera dilakukan langkah-langkah yang konkret, langkah-langkah yang cepat akan seperti ini terus dan berulang-ulang,” kata Presiden.

Mengenai pengamanan selama pembuatan kanal, Presiden Jokowi mengatakan, Panglima TNI dan Kapolri sudah disampaikan. Presiden juga mengingatkan,  penduduk kita itu untuk land clearing, pembersihan lahan itu budaya lamanya adalah dengan membakar. “ Itu juga sosialisasi besar-besaran harus dilakukan, tidak boleh lagi seperti ini,” katanya.

Adapun terkait konsensi, Presiden Jokowi meminta wartawan menanyakan kepada Menteri LHK Siti Nurbaya. Namun Presiden menyebutkan, ia telah memerintahkan agar dibuat konsensus lagi, pemilik harus membuat embung, pemilik harus membangun kanal, harua ada drainasenya sehingga kebutuhan air kalau ada apa-apa itu ada.

“Jangan seperti ini, nggak mungkinlah kita pakai pemadam kebakaran kemudian yang dipadamkan hanya pinggir, yang tengah nggak bisa, berapa panjang pipa yang ditarik. Ini jangka tengah, jangka panjang tapi memang harus direalisasikan. Kita nggak mau setiap tahun bolak balik kayak gini terus,” kata Presiden Jokwi.

Presiden juga mengingatkan, kanal itu dipakai untuk mendapatkan air, bukan untuk membuang, menyedot air keluar. “Itu yang nggak boleh, sudah kita peringatkan yang itu. Kita mengerti lapangannya sekarang,” katanya.

Ada berapa kanal yang mau dibangun? “Di tempat-tempat prioritas yang sangat-sangat rawan kebakaran. Pak Bupati sudah tahu titik-titiknya, tadi sudah diberikan dua titik yang harus segera dilakukan. Tanya Pak Bupati,” jawab Presiden Jokowi.

Kepala BNPB Bangun Sekat Kanal di Kalimantan Tengah

Hotspot di Kalimantan Tengah pada Kamis (24/9) pagi tercatat 1.508 titik. Hotspot terkonsentrasi di Pulang Pisau 616 dan Kapuas 366. Asap yang ditimbulkan pekat dan luas. Oleh karena itu Presiden RI memerintahkan Kepala BNPB, Willem Rampangilei, untuk segera memadamkan api dan mengatasi asap di Kalimantan Tengah.

Menindaklanjuti arahan Presiden RI, tentang penanggulangan darurat asap di Pulang Pisau dan Kapuas, Kalimantan Tengah tersebut, maka Kepala BNPB langsung memimpin rapat koordinasi yang dihadiri Panglima TNI, Pangdam Mulawarman, Pangdam Tanjungpura, Kementerian LHK, Bupati Pulang Pisau, Sekda Kalsel, SKPD dan lainnya di Banjarmasin pada (24/9) pukul 21.30 WITA. Hasil Rakor yang dikutip dari laman bnpb.go.id berikut ini,

-Melaksanakan pembangunan sekat kanal di daerah Jabiren Raya dan Sebangau Kuala pada Jumat (25/9).

-TNI akan menyiapkan 1 batalyon Zeni dan excavator untuk pembangunan sekat kanal. Alat berat akan ditambah dari Kementerian PU Pera dan swasta.

-Kementerian LHK mendukung alat-alat pompa untuk pemadaman.

-BNPB menyiapkan dana siap pakai untuk pembangunan sekat kanal.

Kepala BNPB juga telah menginstruksikan perkuatan tambahan personil TNI, helikopter water bombing dan menyiagakan pesawat tambahan untuk hujan buatan dalam operasi darurat asap. Saat ini Kepala BNPB masih berada di Kalimantan Tengah untuk memimpin pendampingan kepada Pemda. Para pejabat eselon 1 dan 2 BNPB telah disebar ke 6 provinsi untuk membantu pendampingan pemda, baik pendampingan manajerial, pendanaan, logistik peralatan, dan akuntabilitas dan tertib administrasi. (setkab.go.id)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home