Loading...
EKONOMI
Penulis: Prasasta Widiadi 03:41 WIB | Senin, 07 Oktober 2013

Presiden SBY: APEC Sebagai Solusi Perekonomian Global

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (foto: Dedy Istanto)

NUSA DUA, SATUHARAPAN.COM – Kondisi ekonomi dunia saat ini sedang berfluktuasi, ada negara yang meraih pertumbuhan ekonomi, tidak juga sedikit yang stagnan. Pernyataan ini merupakan salah satu pokok penting yang disampaikan Presiden SBY saat pembukaan APEC CEO Summit (Asia Pacific Economic Forum Chief Executive Officer Summit) pada Minggu (6/10) di Bali International Convention Centre, Nusa Dua, Bali.

“Saat ini banyak negara maju sedang mengalami pertumbuhan positif sebaliknya terdapat negara-negara berkembang mengalami pelemahan ekonomi,” kata Presiden SBY.

Presiden mengatakan walaupun terdapat banyak pelemahan beberapa nilai mata uang di berbagai negara kawasan dunia, namun forum ini penting guna mengukur sumber pertumbuhan global. Berdasarkan data yang dikeluarkan IMF, pertumbuhan ekonomi negara-negara peserta APEC masih akan tumbuh sebesar 6,3 persen tahun ini dan 6,6 persen tahun 2014. Angka pertumbuhan ini disinyalir lebih dari dua kali lipat dari pertumbuhan rata-rata dunia.

APEC penting untuk barometer perekonomian dunia karena saat ini keadaan ekonomi negara-negara peserta APEC mewakili 54 persen dari GDP dunia, dan 44 persen dari perdagangan dunia. Di kawasan APEC sendiri, perdagangan dunia meningkat tujuh kali lipat sejak pertama kali APEC digelar, sedangkan tarif perdagangan negara-negara peserta APEC turun 70 persen. Tidak hanya itu, biaya usaha juga turun tajam sehingga terdapat efisiensi senilai 59 milyar dolar AS.

“Semua ini hanya menunjukkan bahwa APEC berada dalam posisi ideal untuk membantu bangunnya ekonomi global. Karenanya, anggota APEC harus melakukan upaya yang lebih baik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata SBY.

Beberapa Langkah Penting Berkaitan Dengan Pertumbuhan Ekonomi APEC

Presiden mengatakan tentang beberapa langkah penting yang sebaiknya nanti dihasilkan dari penyelenggaraan APEC ini bagi perekonomian dunia.

“Pertama, saat ini penting menghindari keluarnya kebijakan proteksionis dalam arti mendorong liberalisasi perdagangan. Kedua, merangsang investasi di kawasan guna menjaga momentum pertumbuhan dan menciptakan lapangan kerja.  Ketiga, membangun infrastruktur yang lebih baik dan elemen-elemen penting dalam konektifitas,” kata Presiden.

Presiden mengatakan bahwa selanjutnya adalah adanya pertumbuhan perekonomian di suatu negara harus berimbang, karena melibatkan pengusaha kecil dan menengah, selanjutnya setelah pertumbuhan perekonomian dan keseimbangan ekonomi terjaga maka semua pihak

harus memastikan stabilitas finansial yang merupakan persyaratan mutlak bagi aktivitas ekonomi yang berkesinambungan. Keenam, harus diterapkannya konsep pembangunan untuk semua. Tidak boleh dilupakan jaring pengaman sosial bagi si miskin dan unsur finansial untuk kemakmuran semua pihak. (kemlu.go.id)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home