Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Febriana Dyah Hardiyanti 12:05 WIB | Jumat, 22 Juli 2016

PSI Sesalkan Pihak yang Degradasi Citra Ahok Pakai Isu Agama

Diskusi dan Rilis Survei Pemilih DKI Jakarta dan Kinerja Petahana oleh Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC), hari Kamis (21/7), di Kantor SMRC, Menteng, Jakarta Pusat. (Foto: Febriana DH)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni, menyesalkan pihak yang mendegradasi citra Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), sebagai petahana yang akan maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017, dengan isu agama maupun rasis.

“Ahok dalam proses ini didegradasi dengan isu agama maupun rasis karena masih ada segmentasi masyarakat kita yang masih doyan bermain dengan isu tersebut. Saya yang besar dari kegiatan aktivis Islam sungguh menyesalkan itu harus terjadi,” kata Antoni, dalam Diskusi dan Rilis Survei Pemilih DKI Jakarta dan Kinerja Petahana oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), hari Kamis (21/7), di Kantor SMRC, Menteng, Jakarta Pusat.

Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah itu juga menilai, selain isu agama dan rasis, Ahok juga diserang dengan isu hukum dan isu kinerja. Menurutnya, isu tersebut sengaja dipakai karena tidak ada cara lain yang bisa dilakukan untuk mendegradasi citra Ahok.

Misalnya, dalam isu hukum meliputi kasus lahan Sumber Waras, lahan Cengkareng, reklamasi dan aliran dana kepada Teman Ahok. Sedangkan isu kinerja ialah ia dicap sebagai pemimpin bagi kaum borjuis saja.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), lanjut dia, telah menegaskan dalam kasus Sumber Waras tidak ditemukan pelanggaran hukum sehingga tidak dapat dinaikkan ke tahap penyidikan.

“KPK sebagai tulang punggung pemberantasan korupsi mengatakan tidak ada masalah dalam kasus Sumber Waras. Jangan kebanyakan rumor, kita percayakan saja ke KPK sebagai lembaga independen,” ujar Antoni.

Antoni mengatakan sosok Ahok tidak hanya mengenai pertaruhannya menjadi pemimpin atau tidak, tetapi juga sebagai pertaruhan tentang nation state.

"Apakah kita sebagai bangsa yang mendeklarasikan bahwa kita bukan negara agama, tapi negara yang berdasarkan Pancasila, bisa menerima seseorang menjadi pemimpin tanpa melihat latar belakang agamanya,” ucap Antoni.

Antoni juga menanggapi hasil survei SMRC. “Lembaga survei yang berkredibilitas baik konsisten menunjukkan Ahok sebagai petahana berpotensi untuk kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta pada periode yang akan datang,” katanya.

Menurut hasil survei, bila Ahok menempuh jalur perseorangan maupun partai politik dalam Pilkada Gubernur DKI Jakarta 2017 maka tidak mempengaruhi besaran dukungan warga DKI terhadapnya. Selain itu, hasil survei menyatakan sekalipun akhir-akhir ini Ahok sering diterpa isu 'miring', akan tetapi jumlah dukungan justru terjadi peningkatan.

“Pilihan rakyat DKI tidak akan bergeser ke pilihan lain. Anggapan bahwa Ahok hanya sebagai pemimpin orang kaya (borjuis) juga tidaklah benar,” ujar dia.

Berdasarkan data, dia menambahkan, Ahok cenderung bersifat sosial demokrat atau pro terhadap rakyat dengan memberikan subsidi seperti Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS) untuk 500.000 lebih warga Jakarta. Ahok juga telah mensubsidikan Rp 2,5 triliun untuk anak sekolah yang tidak mampu, baik di sekolah negeri, swasta, maupun madrasah, dan menaikkan upah buruh secara signifikan.

Ahok juga dinilai cekatan terhadap penanganan kebutuhan dasar rakyat. “Ahok menjalankan tugas negara untuk mensubsidi hak-hak dasar yang dibutuhkan rakyat,” katanya.

Antoni tak menampik bahwa penanganan terhadap kota Jakarta belum sempurna. Namun, ia meminta kepada warga Jakarta untuk tidak pesimis karena masih tersedia harapan yang besar untuk membangun Jakarta yang lebih baik.

Antoni juga mengapresiasi kinerja Teman Ahok yang telah membuat suatu gebrakan baru dalam peta politik di Indonesia. Menurutnya, sistem partisipasi merupakan salah satu elemen paling penting dalam demokrasi. 

Sebelumnya, Antoni yang gemas dengan kondisi perpolitikan Indonesia, mendirikan PSI. Mereka ingin menawarkan partai baru yang berisikan generasi muda, bukan berisi tokoh-tokoh ‘stok lama’.

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home