Loading...
EKONOMI
Penulis: Prasasta Widiadi 18:30 WIB | Kamis, 16 April 2015

RI Diharap Tidak Terjebak dalam Kesulitan Ekonomi Dunia

Senior Director Head of Asia Economic Forum Sushant Palakhurti Rao. (Foto: Praasta Widiadi).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indonesia harus memiliki pegangan dalam menentukan arah kebijakan ekonomi agar tidak terjebak dalam masalah ekonomi dunia, seperti naik turunnya harga minyak, pelemahan sejumlah mata uang dan melambatnya pertumbuhan ekonomi.

“Kita melihat kondisi ekonomi global, banyak yang tidak dapat diprediksi. Di satu sisi ada krisis minyak yang berimbas pada kenaikan harga minyak, dan ada beberapa wilayah yang mengalami krisis ekonomi yang dimulai dari situasi politik peperangan seperti Ukraina, kami harap Indonesia tidak  demikian,” kata Senior Director Head of Asia Economic Forum Sushant Palakhurti Rao dalam konferensi pers World Economic Forum on East Asia (WEFEA) 2015 di Graha Sawala, Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jl. Lapangan Banteng Timur, Jakarta, Kamis (16/4).   

Rao mengapresiasi Indonesia dari segi budaya yang terbuka dan ramah terhadap pendatang.

“Saya dengar beberapa waktu lalu,  Pak Sofyan (Menko Perekonomian) mengatakan bahwa WEFEA merupakan momen penting karena bersamaan dengan peringatan Konferensi Asia-Afrika. Tentunya posisi Indonesia akan sangat diperhitungkan dan menjadi pusat perdamaian, tidak hanya dalam segi politik untuk Asia dan Afrika tetapi juga menjadi pusat penyamaan setting visi selatan-selatan,” kata Rao.

Sushant menambahkan WEFEA dapat menjadi salah satu sarana meningkatkan  kerja sama antara pemerintah dan swasta.

“Juga untuk memenuhi kebutuhan perkembangan ekonomi yang cepat di Asia Timur, kerja sama ini bernilai penting untuk mengatasi permintaan masyarakat untuk akses lebih luas dalam hal pendidikan, ketersediaan lapangan kerja dan keterwakilan politik,” kata Rao.  

Rao mengatakan WEFEA 2015 akan  terdiri dari tiga pilar yakni pertama, pembahasan masyarakat dunia yang mengidentifikasikan potensi solusi untuk menekan tantangan sosial. Kedua, pembahasan ekonomi baru yang membahas dampak dari Masyarakat Ekonomi Asean dan kelestarian lingkungan dan sosial. Ketiga, pembahasan kawasan regional baru yang tak hanya mengkaji perkembangan kerja sama regional tetapi juga tekanan politik yang dapat menghambat kemajuan negara.

“Selama pertemuan nanti  dapat saya  katakan akan ada banyak perwakilan dari petani karena Indonesia terfokus di bidang pertanian,” kata Rao.

Selain itu Rao menjelaskan pentingnya financial inclusion (keuangan inklusif) dibicarakan selain mengenai infrastruktur.

“Kami akan memiliki diskusi khusus tentang infrastruktur, dan ini adalah hal penting untuk pemerintahan Jokowi saat ini yang sedang giat mengejar pembangunan di sektor maritim dan perbaikan sejumlah pelabuhan,” Rao mengakhiri penjelasannya.

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home