Loading...
RELIGI
Penulis: Sotyati 08:56 WIB | Senin, 19 Januari 2015

Rumah Ibadah Sarana Pelihara Harmoni Sosial

Menag Lukman Hakim Saifuddin saat meresmikan Padepokan Puri Tri Agung di Pantai Tikus, Sungailiat, Bangka Belitung, Minggu (18/1). (Foto: kemenag.go.id)

SUNGAILIAT, SATUHARAPAN.COM - Rumah ibadah bukan sekadar tempat menjalankan ibadah. Rumah ibadah sudah seharusnya dapat menjadi sarana umat beragama dalam memelihara harmoni sosial dengan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, rumah ibadah akan dapat memberikan makna lebih bagi terciptanya kedamaian hidup.

“Rumah ibadah semegah apa pun, tidak memberikan kedamaian dan kedalaman makna, sekiranya kita tidak bisa menciptakan dan memelihara harmoni sosial dengan lingkungan sekitar,” demikian pesan Menag Lukman Hakim Saifuddin saat meresmikan Padepokan Puri Tri Agung di Pantai Tikus, Sungailiat, Bangka Belitung, Minggu (18/1).

Menurut Menag, rumah ibadah mana pun akan mengalami degradasi fungsi apabila hanya dipandang sebagai simbol eksistensi suatu golongan umat beragama. Maka dari itu, rumah ibadah harus difungsikan sesuai kebutuhan umat beragama seutuhnya.

Menag berharap Padepokan Puri Tri Agung ini akan berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan, pusat pendidikan, pusat pengembangan kebudayaan Buddhis, dan juga bisa menjadi tempat kegiatan sosial kemasyarakatan. Lebih khusus lagi, Menag berharap Padepokan Puri Agung dapat menjaga eksistensinya dalam menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara yang lebih baik bagi umat Buddha serta memberikan kontribusi positif bagi masyarakat pada umumnya.

Sebagai tempat ibadah, padepokan ini diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi bagi pemeluknya dalam mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan. Sebaliknya rumah ibadah tidak sepatutnya menjadi pemicu klaim keagamaan sepihak yang dapat mengancam kesatuan dan persatuan bangsa.

“Bukankah Buddha Gautama telah mengajarkan kita semua terkait dengan empat hal penting; pertama, berusaha menolong semua makhluk; kedua, menolak semua keinginan nafsu duniawi; ketiga, mempelajari, menghayati dan mengamalkan dharma; keempat, berusaha mencapai pencerahan sempurna,” urai Menag.

Sebelumnya, Gubernur Bangka Belitung H Rustam Efendi menyampaikan harapannya kepada masyarakat, dengan selesainya pembangunan dan diresmikannya Padepokan Puri Tri Agung ini, kiranya dapat meningkatkan pencerahan, keceradasan pada umat sekitar. “Melalui kearifan lokal akan mampu memberikan dan meningkatkan perekonomian dengan adanya destinasi pariwisata,” katanya.

“Marilah kita jaga kebersamaan ini, agar dapat mewujudkan Babel menjadi miniatur Indonesia,” dia menambahkan.

Gubernur berharap, pembangunan Padepokan Puri Tri Agung yang berjalan kurang lebih 12 tahun dan atas bantuan dari banyak pihak, dapat menjadi ikon pariwisata Bangka Belitung. “Semoga budi baik semua pihak dapat dibalas yang setimpal oleh Sang Pencipta,” kata dia.

Selain Gubernur Babel Rustam Efendi, acara itu juga dihadiri Wagub Babel Hidayat Arsani, Ketua DPRD Didit Srigusjaya, Dirjen Bimas Buddha Kemenag Dasikin, Direktur Destinasi Pengembangan Pariwisata FX Teguh yang mewakili Menteri Pariwisata, Kankanwil Kemenag Babel, seluruh SKPD se-Babel, serta para bhiksu dalam dan luar negeri seperti bhiksu dari Tiongkok, Hong Kong, dan Thailand. (kemenag.go.id)

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home